KALAMANTHANA, Sampit – Ditengah kuatnya keganasan virus Corona atau Covid 19 yang terjadi di Kotawaringin Timur (Kotim) saat ini. Salah seorang pejuang kesehatan yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk daerah ini harus tutup usia di tengah sulitnya mencari seorang ahli di bidang kesehatan, terkhususnya disaat masa sulit menghadapi pandemi seperti sekarang ini.
Hal ini menimpa salah seorang Dokter spesialis, yang juga menjabat sebagai Kepala RSUD dr Murjani Sampit, dinyatakan meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit di Jakarta, baru ini. Bukan hanya dikenal ramah kepada masyarakat, Dokter Febby Yudha Herlambang yang juga akrab disapa dokter Yudha ini dikenal akrab dengan insan pers. Mengikuti jejak sesepuhnya dokter Deni yang juga terbuka kepada siapa saja.
Dalam hal ini salah satu anggota DPRD Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah yang juga akrab dengan sosok almarhum dokter Yudha ini, merasa turut berdukacita dan merasakan duka yang mendalam atas kepergian pejuang kesehatan melawan Covid 19 tersebut di daerah ini.
“Pastinya kita turut merasakan duka yang mendalam dengan kepergian salah satu putra terbaik kotim, yang selama hidupnya telah mendedikasikan hidupnya untuk dunia kesehatan dikotim ini. Mudahan ini jadi pelajaran bagi kita semua masyarakat agar selalu menerapkan pola hidup sehat. Beliau (almarhum) sebagai garda pertahanan dalam perang melawan covid-19 selalu menghimbau masyarakat untuk tetap hati-hati bila beraktifitas diluar ruangan, ini pesan dan kesan terakhir yang selalu kita ingat, selamat jalan dok,” ungkap Anggota Komisi III DPRD Kotim ini Kamis (25/11/2020).
Bahkan Legislator Dapil I ini memaparkan, Yudha semasa hidupnya sudah sangat banyak meringankan beban masyarakat, terutama menyangkut persoalan biaya perawatan rumah sakit kepada warga masyarakat yang tidak mampu. Hal ini menjadikan sosok almarhum sebagai contoh dan figur bagi ahli kesehatan lainnya yang saat ini bertugas di RSUD Murjani Sampit.
“Seingat saya selama bermitra dengan almarhum banyak masyarakat kotim yang tidak mampu dibantu untuk biaya pengobatan selama di rumah sakit. Meskipun kita sudah mengetahui dari hasil Swab yang dikeluarkan RS Jakarta tempat beliau di rawat, almarhum meninggal bukan karena covid-19, namun dimasa pandemi seperti protokol kesehatan harus diterapkan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Tidak lupa Riskon juga mengajak warga masyarakat Kotawaringin Timur ini untuk mendoakan almarhum agar beliau ditempatkan di tempat terbaik di sisi yang maha kuasa. Disisi lain dia juga menghimbau agar masyarakat terus meningkatkan kesadarannya terhadap protokol kesehatan demi kepentingan bersama.
“Kami juga mengajak seluruh masyarakat kotim mendo’akan almarhum agar ditempatkan ditempat yang terbaik di sisi Allah SWT Tuhan yang maha Esa. Disamping itu solusi yang terbaik selama perang pandemi covid19 ini adalah bagaimana kita menjaga stamina, kesehatan kita dengan istirahat, konsumsi makanan yang sehat serta kita berdo’a mudahan vaksin yang disampaikan oleh pemerintah pusat bisa segera lulus uji klinis dan segera di distribusikan ke daerah,” tutupnya.(drm)
Discussion about this post