KALAMANTHANA, Jakarta – Kasus teraneh di dunia, betapapun ditangani dengan sangat serius, tetap memunculkan keanehan. Tak heran, Imam Masjid New York, Imam Shamsi Ali, menyindir tajam penanganan kasus yang melanda Haikal Hasan.
“Wah, sayang sekali Ust Haikal ini tidak sempat selfie dengan Rasulullah…harusnya diupload di media sosial…hehe,” sindirnya melalui akun Twitternya, @ShamsiAli2.
Shamsi Ali yang dipandang sebagai tokoh Indonesia yang berpengaruh di New York itu mengomentari kabar berita saat Haikal Hasan diperiksa polisi tentang kasus yang dilakukan Habib Husin ke poilisi itu. Dalam judul bertita tertulis: ‘Ditanya Polisi Bukti Mimpi Bertemu Rasul, Haikal Hassan: Saya Hak Bawa Handphone’.
Kasus Haikal Hasan ini termasuk paling aneh di dunia. Meski Habib Husin dan kuasa hukumnya Muanas Alaidid melaporkannya atas berita bohong berdasarkan pasal Undang-Undang ITE dan penodaan agama, dasar utamanya tetaplah mimpi. Mimpi, yang diakui Haikal Hasan, bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.
Haikal menyebut saat ia ditanya oleh penyidik perihal bukti yang menunjukkan dia benar bermimpi bertemu Rasulullah. “Saya ditanya apa bukti Haikal Hassan bermimpi dengan Rasulullah, bermimpi berjumpa dengan Rasulullah, apa buktinya? Siapa yang bisa jawab bukti?” kata Babe Haikal.
Dia menganggap pertanyaan yang diajukan oleh penyidik sebagai pertanyaan yang lucu. “Pertanyaan yang paling lucu adalah ya itu, apa bukti Haikal Hassan bermimpi berjumpa dengan Rasulullah?” bebernya.
“Lah, gimana cara buktiinya? Saya bilang waktu saya bermimpi, saya nggak bawa handphone,” ujarnya melanjutkan.
Menanggapi pengaduan kasus mimpi tersebut, dalam kicauannya, politisi Gerindra di DPR, Habiburokhman merasa terusik dengan hal itu.
“Selaku anggota Komisi Hukum DPR saya benar2 terusik. Logika jangan terbalik.Bukan Babeh Haikal yang harus membuktikan bahwa beliau bermimpi bertemu Rasulullah , justru orang yang menuduh Babeh Haikal berbohong yang harus buktikan dalilnya,” tegasnya.
Menurutnya, yang harus memberikan bukti bukanlah Babe Haikal melainkan pihak yang melaporkan.
“Bukan Babe Haikal yang harus membuktikan bahwa beliau bertemu Rasulullah, justru orang yang menuduh Babeh Haikal berbohong yang harus buktikan dalilnya,” tambah Habiburakhman.
Habiburokhman juga mengatakan, kalau dia percaya pihak Kepolisian akan dapat menjaga integritasnya, dengan tidak membiarkan tenaga dan waktu terbuang percuma dengan mengusut seseorang benar bermimpi atau tidak.
“Saya percaya Pak Kapolri yang baik tidak akan membiarkan sumber daya Polri baik tenaga, biaya, maupun waktu terbuang percuma hanya untuk mengusut benar tidaknya seseorang bermimpi sesuatu,” kicaunya.
Habiburokhman juga menambahkan bahwa masih banyak kasus-kasus lain yang lebih penting untuk diusut dibandingkan mengusut kasus mimpi. (ik)
Discussion about this post