KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Dari 95 desa yang ada di Pulang Pisau (Pulpis) terdapat tiga Desa masih blank spot atau tidak ada jaringan internet. Tiga desa tersebut yakni Desa Cemantan, Desa Bakau dan Desa Pudak.
“Masih ada 3 Desa di Pulpis yang belum memiliki jaringan internet atau blank spot. Sementara 92 desa lainnya telah memiliki akses internet walaupun masih belum maksimal,” kata Kepala Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Pulpis, Moh Insyafi.
Ia mengatakan, pada tahun 2021 ini provider (XL) selaku penyedia jasa internet, akan menjajaki untuk membangun Base Transceiver Station (BTS) di daerah blankspot tersebut.
Pihaknya pun telah menyampaikan bahwa 3 desa masih blankspot tersebut mata pencaharian masyarakatnya perikanan atau nelayan. Hasil tangkapan ikan pun lebih banyak dijual ke Banjarmasin.
“Namun apabila sudah terbuka koneksi internet, maka akan lebih mudah bagi mereka memasarkan atau menjual hasil tangkapan ikannya,” katanya.
Ia pun berharap pada tahun 2021 ini pihak provider bisa melihat potensi tersebut.
Menurutnya, dimasa pandemi covid-19 sekarang ini akses internet menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari, baik untuk sekolah jarak jauh, pertemuan melalui virtual, bahkan untuk kebutuhan jasa, hingga jual beli melalui sistem online.
Pandemi ini, sambung dia, membuat banyak hal berubah, salah satunya teknologi e-commerce semakin populer. “Masa Pandemi ini kebutuhan masyarakat dengan teknologi komunikasi sangat diperlukan. Dan itu yang harus dibaca oleh pihak provider,” ungkapnya
Insyafi juga menjelaskan saat ini jalaskan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dipaksa untuk lebih melek teknologi yang berkecimpung dunia digital agar bisnis tetap bisa berjalan walau di masa pandemi.
Pemerintah juga memaksa masyarakat untuk melek teknologi agar semakin terbiasa terutama di masa pandemi ini. Serta juga memaksa percepatan di sektor pendidikan.
“Tidak cuma pedagang, kita tahu sekarang Pembelajaran sekolah dilakukan jarak jauh mengharuskan melalui internet. Oleh sebab itu, akses internet dan teknologi harus merata di semua wilayah,” jelasnya.
Ia mengakui Beberapa anak di berbagai daerah di Indonesia tidak dapat mengakses internet dengan mudah, tidak hanya di Pulpis. Mereka harus bersusah payah mencari tempat yang dapat menjangkau internet agar dapat melaksanakan sekolah daring.
Karena mengalami perkembangan, internet mulai merambah di dunia bisnis dengan memanfaatkan teknologi. Toko online menjadi salah satu bisnis yang melibatkan internet di dalamnya. Tanpa jaringan internet, bisnis online tidak dapat dilakukan.
“Ketika Anda berbisnis secara online, penjualan dan pemilihan barang dagangan dilakukan dengan menggunakan internet,” tambahnya.
Contoh lain, lanjut dia, di Kecamatan Sebangau Kuala. ada dua jaringan cukup banyak yaitu XL dan Telkomsel. Sementara jumlah BTS se Pulpis sebanyak 87 unit.
Menurutnya, dengan sudah terkoneksinya akses internet ke desa-desa, maka mempermudah masyarakat, terutama di masa pandemi covid-19 untuk menjual hasil produk-produk di masing-masing desa. “Memang masih ada akses internet masih ada beberapa titik jaringannya masih lemah. Untuk itu kita meminta untuk di perbaiki,” tutupnya.(app)
Discussion about this post