KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama rombongan Dirjen di Kementerian Pertanian Republik Indonesia didampingi Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran dan Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo melakukan panen padi di Desa Gadabung Kecamatan Pandih Batu, Pulang Pisau (Pulpis).
Mentan SYL saat diwawancarai rekan media menyampaikan bahwa tujuan datang ke lokasi Food Estate di Kalimantan Tengah khususnya Kabupaten Pulpis dan Kapuas untuk mengevaluasi serta final cek kesiapan 30.000 ha proses awal Food Estate di Kalteng.
“Secara umum dari hasil panen padi yang kita lakukan hari ini sudah cukup baik. Kita sudah melihat separtai apa kondisi terbaik dan terburuk dalam melakukan penanaman padi di dua kabupaten ini,” ucap SYL.
Ia menjelaskan pengembangan food estate di Kalimantan Tengah direncanakan seluas 30.000 hektare. Khusus untuk Kabupaten Pulang Pisau, areal yang sudah ada seluas 10.000 hektare. Hingga saat ini telah dilaksanakan di tanah seluas 9.837 hektare, dan yang sudah ditanam seluas 8.838 hektare.
Syahrul menyebutkan food estate di Kalimantan Tengah memang berbeda dengan kawasan lain seperti Aceh maupun Jawa. Mayoritas kawasan food estate berupa lahan rawa sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaannya.
“Di Kapuas dan Pulang Pisau kultur tanah aja sudah berbeda. Oleh karena itu kita hari ini mengevaluasi, karena pertanaman itu tentu berproses sesuai dengan kondisi – kondisi seperti cuaca,” katanya.
Ia juga membandingkan bahwa hasil produksi padi Pulang Pisau lebih baik dari Kapuas. Karena di Kapuas harus dipahami adalah daerah rawa yang tinggi airnya mencapai 50 cm hingga 1,5 Meter.
Tapi untuk secara umum semua sudah cukup baik. Dan pihaknya yakin bahwa program Food Estate dapat dilanjutkan.
“Dari panen hari sudah diatas rata rata yang kita harapkan. Contoh di Dadahup ada 4 sampai 5 hektar yang sudah cukup bagus. Kedepan kita akanbterus mengoptimalkan lagi,,” ungkapnya.
Food estate yang saat ini dikembangkan oleh Kementerian Pertanian bersama sejumlah kementerian/lembaga lain berbasis korporasi pertanian.
Dengan konsep ini, pemerintah bisa lebih mudah memfasilitasi bantuan pembiayaan maupun memasifkan mekanisasi.
“Kalau kita korporasikan, kita bisa melakukan intervensi KUR (kredit usaha rakyat.red). Di sini tidak single commodity, tapi kita juga bawa komoditas perkebunan dan hortikultura,” tambah Syahrul.
Selain memberikan bantuan, pihaknya juga akan memberikan pelatihan bagi para petani di dua wilayah tersebut. Karena pihak kementerian bertekad untuk mengoptimalkan hasil padi dengan meningkatkan proses tanam dari 2 kali dalam setahun menjadi 3 kali panen dalam setahun.
“Kita memang akan terus melakukan tambahan-tambahan untuk terus membenahi apa yang ada di sana. Food estate bisa menjadi jawaban sehingga cadangan kita bisa terpenuhi. Untuk proses penanaman padi itu 100 hari, jadi dalam setahun dapan dilakukan 3 kali, tentunya dengan sistem pertanian moder” tutup Syahrul.(app)
Discussion about this post