KALAMANTHANA, Muara Teweh – Setelah hampir setahun berlalu, Satuan Reserse Kriminal Polres Barito Utara menemukan titik terang kasus pembunuhan pedagang buah bernama Rianti di Jalan Pramuka, Muara Teweh.
Kepala Polres Barito Utara AKBP Dodo Hendro Kusuma melalui Kepala Satuan Reskrim AKP Muhammad Tommy Palayukan kepada Kalamanthana.id, Kamis (22/4/2021) siang membenarkan, penyidik terus melengkapi berkas perkara pembunuhan Rianti.
“Penyidikan terus berjalan. Kami sedang melengkapi berkas perkara. Pemeriksaan sudah dilakukan terhadap puluhan orang saksi,” kata Tommy.
Baca Juga: Ini Dia Fakta Baru Kasus Pembacokan Wanita Pedagang Buah di Muara Teweh
Dengan alasan kerahasiaan dan kepentingan penyidikan, Tommy belum bisa membeberkan secara rinci saksi-saksi yang diperiksa, alat bukti, petunjuk, dan calon tersangka terkait kasus pembunuhan tersebut.
Tetapi sebagai gambaran, guna melengkapi berkas penyidikan, personil unit tindak pidana umum atau tipidum Satreskrim Polres Barito Utara telah menghimpun keterangan dari dua saksi ahli pidana dan satu saksi ahli forensik. Salah satu saksi ahli pidana yang dimintai keterangan dari Universitas Indonesia (UI). “Kami meminta keterangan saksi ahli di Jakarta dan Banjarmasin. Langkah selanjutnya kami melakukan gelar perkara,” tambah Tommy.
Seperti pernah diberitakan media ini, Rianti pedagang buah di Jalan Pramuka, Muara Teweh luka parah dan meninggal dunia setelah dibacok, Rabu (3/6/2020) dinihari.
Rianti menderita luka bacok dibeberapa bagian tubuh. Saat kejadian sekitar pukul 01.00 WIB, Rianti berada di dalam warung atau toko buah bersama keponakannya yang bernama Tasya Novi. Belakangan diketahui Tasya juga mengalami luka dibagian tangan.
Saat peristiwa pembunuhan terjadi, sang kepala rumah tangga Fernando, sedang tak berada di rumah, karena sedang membeli buah ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Peristiwa pembunuhan ini sempat menjadi misteri, karena saksi yang mengetahui peristiwa tersebut mungkin memilih bungkam. Tetangga pemilik kios mengaku tak mendengar apa pun, meski rumah mereka hanya dipisahkan dengan dinding tripleks.
Asiah, salah satu tetangga Rianti mengaku, sempat mendengar teriakan maling dan orang minta tolong dari arah kios milik korban.
Tetapi Asiah tidak berani masuk ke kios yang berada tepat di sebelahnya, karena takut. “Saya cuma berdiri di depan kios saya, setelah mendengar teriakan maling..maling dan tolong..tolong. Saya tidak melihat wajah pelakunya, karena lampu di kios sebelah dipadamkan,” ujar wanita yang bekerja di RSUD Muara Teweh ini, Selasa (3/6/2020) pukul 11.39 WIB.
Sedangkan Rico, kakak ipar korban, tidak tahu secara persis kejadian tersebut, lantaran kios atau toko terletak agak jauh meski masih sederet dengan kios korban. “Saya tidak tahu pasti. Saya dibangunkan oleh para tetangga, lalu tahu ipar dan keponakan menderita luka-luka,” kata Rico saat itu.(mel)
Discussion about this post