KALAMANTHANA, Palangka Raya – Upaya pemberantasan peredaran gelap narkoba di wilayah Kalimantan Tengah hingga saat ini terus dilakukan oleh Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah bersama jajaran serta Instansi terkait.
Diduga maraknya peredaran narkoba di Kalimantan Tengah ini, dikarenakan banyaknya lokasi pertambangan dan perkebunan sehingga dijadikan target oleh para bandar yang bermain membangun jaringan di tempat tersebut .
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Reserse Narkoba Polda Kalteng, Kombes Pol Nono Wardoyo saat menggelar konferensi pers dihadapan para awak media, antaran para tersangka yang selama ini berhasil diamankan adalah orang yang bertugas sebagai kurir dan pengedar di sekitar tempat tinggalnya.
“Sistem mereka mendapatkan narkoba jenis sabu yaitu dengan sistem jual beli putus dan tidak pernah saling bertemu, meski tidak melakukan stok barang yang banyak mereka mampu menyediakan jika para pembelinya sama” ujarnya, Kamis (17/6/2021).
Baca Juga: Jual Sabu di Muara Untu, Ijul Ditangkap Bersama Barbuk 13 Paket Berat 8,44 Gram
Hal ini dibuktikan dengan kembali ditangkapnya 6 orang tersangka dari 3 wilayah dalam waktu sepekan di bukan Juni 2021 denhan total barang bukti sabu seberat 141,25 gram bersama barang bukti lainnya.
Ironisnya, dari 6 orang tersangka yang berhasil diamankan tersebut diantaranya ada seorang Ibu Rumah Tangga dan seorang Residivis yang pernah terjerat dalam kasus yang sama.
6 orang tersangka tersebut diringkus di wilayah Kabupaten Kotim, Kapuas dan Palangka Raya. berinisial MN (36), JC (31), IW (36), AP (32), RK (33) dan RH (33).
“Untuk tersangka MN, RH, RK ditangkap di daerah Kabupaten Kapuas, JC dan IW di Kota Palangka Raya sedangkan AP diamankan di Kotim” kata Kombes Pol Nono Wardoyo.
Ia juga menjelaskan, keberhasilan pengungkapan kasus Narkoba selama ini, tidak terlepas dari berkat kerja sama yang solid antara instansi terkait beserta seluruh lapisan masyarakat.
“Sampai saat ini para pengedar narkoba di Kalimantan Tengah banyak mendapatkan barang haram tersebut dari Pontianak, Pulau Jawa dan Banjarmasin dengan sistem jaringan terputus” tandasnya. (afr)
Discussion about this post