KALAMANTHANA, Muara Teweh – Proyek normalisasi Sungai Bengaris di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara digembar-gemborkan sejak beberapa tahun lalu. Ternyata sampai tahun ini baru desain rampung, proyek fisiknya belum ada.
Normalisasi Sungai Bengaris menjadi penting, lantaran seringkali banjir saat terjadi hujan. Berbagai faktor diduga menjadi pemyebab meluapnya air sungai yang membelah kota Muara Teweh ini.
Informasi yang dirangkum Kalamanthana.id, kegiatan feasibility studi (FS), detail engineering design (DED), dan analisis dampak lingkungan (ANDAL) sudah klir 100 persen. Tiga item tersebut menyedot dana sekitar Rp2 miliar.
Kini tinggal proyek fisik yang belum ada. Proyek fisik ditaksir mencapai Rp45 miliar. Antara lain untuk memperkuat tebing sepanjang 9 km tepi kiri-kanan, sehingga total 18 km. Sertta membuat bendung penahan air. Proyek ini semula direncanakan dua paket, yakni Bengaris dan siring Sungai Barito.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), feasibility study didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Detail Engineering Design (DED) dalam pekerjaan konstruksi dapat diartikan sebagai produk dari konsultan perencana, yang biasa digunakan dalam membuat sebuah perencanaan (gambar kerja) detail bangunan sipil seperti gedung, kolam renang, jalan, jembatan, bendungan, dan pekerjaan konstruksi lainnya.
Andal adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan Ketentuan yang mewajibkan telaah Andal tertuang dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 27/1999.
Saat dikonfirmasi mengenai kelanjutan normalisasi Sungai Bengaris, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ((PUPR) Kabupaten Barito Utara M Imam Topik, Senin (19/7) mengatakan, desain proyek tersebut sudah rampung, tetapi belum masuk pada perhitungan angka-angka.
Berdasarkan desain, sambung Topik, ada tiga hal yang harus dilerjakan lebih dahulu, yakni:
(1) Pembuatan embung.
Ada 10 embung yang hendak dibuat.
(2) Turap.
(3) Pembebasan lahan.
“Karena ada embung yang masuk dalam lahan milik warga, ini yang dibebaskan. Kita belum sampai pada perhitungan angka proyek fisik,” ujar pejabat yan belakangan ,kini namanya mulai melambung sebagai salah satu kandidat Sekda Barito Utara.(mel)
Discussion about this post