KALAMANTHANA, Muara Teweh – Unit Reserse Kriminal Polsek Teweh Tengah, Barito Utara, terus menyelidiki penyebab kematian siswi Kelas XI SMA Negeri 2 Muara Teweh, Lidya Savitri (16).
Sembari menunggu hasil visum et repertum dan otopsi, polisi sudah memanggil 14 orang saksi, lima orang di antaranya teman korban. Sedangkan saksi lain, orang tua korban dan pihak yang dinilai mengetahui peristiwa tersebut.
“Hari pertama sebanyak enam orang saksi dimintai keterangan. Hari kedua delapan orang saksi didengar keterangannya. Hari ini kami kembali layangkan panggilan kepada guru wali kelas di SMAN 2 Muara Teweh dan seorang teman korban,” papar Kepala Polsek Teweh Tengah AKP Reny Arafah, Kamis (19/8/2021) siang kepada Kalamanthana.id.
Reny tak merinci keterangan para saksi. Tetapi sebagai alat bukti yang sah, keterangan mereka akan disatukan dengan hasil visum dan otopsi, sehingga polisi bisa memastikan apa sebenarnya penyebab kematian korban.
Baca Juga: Butuh Waktu 2 Jam Lebih, Barulah Polisi Putuskan Jasad Lidya mesti Diotopsi
Dari keterangan para saksi pula, polisi menemukan adanya percakapan intens antara Lidya dengan dua orang teman karibnya yang juga siswi SMAN 2 Muara Teweh dalam grup yang dinamakan BST (Best Ten).
Percakapan terjadi antara lain pada Jumat (13/8) pukul 13.29 WIB. Isi percakapan, Lidya mengungkapkan ada suatu perasaan tidak nyaman dalam dirinya.
“I love you. Don’t forget me,” begitu antara lain yang ditulis Lidya. Ada pula tulisan, “Kalian percaya nggak, kalau depresi timbul tanpa sebab. Dan kita merasa jadi orang tidak berguna. Aku sedang merasakan hal tersebut.”
Reny menambahkan, dari hasil pemeriksaan saksi diketahui pula pada Minggu (15/8), saksi Ronny masih melihat Lidya duduk di bawah pohon sambil main hp. Bahkan Ronny sempat meminta Lidya untuk menghidupkan kembali kontak listrik, karena sempat mati karena kelebihan beban.
Saksi Ronny tinggal di bangunan induk atau ruang depan rumah tempat kejadian perkara. Sedangkan Lidya dan sepupunya bernama Ambar menghuni kamar bagian samping. Antara rumah induk dan bagian samping sudah disekat dengan dinding.
Begitu pula pada Senin (16/8) pagi sekitar pukul 08.00-10.00 WIB, ada saksi mendengar Lidya sedang menelepon lalu membunyikan musik dari hp.
“Kita sudah kumpulkan semua keterangan para saksi. Kini menunggu hasil visum dan otopsi. Saat hasilnya diterima, kita langsung gelar perkara, termasuk membuka kesimpulan penyebab kematian,” sebut mantan Kasat Lantas Polres Barito Utara ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lidya ditemukan tewas diduga gantung diri, Senin (16/8) sekitar pukul 14.00 WIB. Lokasi kejadian di RT 3, Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru. Mayat Lidya pertama kali ditemukan oleh orang tuanya, yakni ayah sambung Juanadinur dan sang ibu Meldayanti saat keduanya kebetulan datang dar Liang Naga ke tempat kejadian perkara untuk mengunjungi korban.(melkianus he)
Discussion about this post