KALAMANTHANA, Muara Teweh – Rakit kayu milik sebuah perusahaan asal Kabupaten Murung Raya, menabrak fender (tiang pengaman) Jembatan KH Hasan Basri atau Jembatan Barito, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Selasa (24/8/2021) pagi.
Pantauan Kalamanthana.id, tak ada kerusakan serius akibat tabrakan tersebut. Begitu pula alur lalu lintas sungai di sekitar Jembatan KH Hasan Basri ramai dan lancar.
Kepala Dinas Perhubungan Barito Utara Fery Kusmiadi didampingi Kepala Bidang Perhubungan Sungai dan Penyeberangan Rijalfi, saat dikonfirmasi Selasa siang membenarkan, insiden rakit kayu menabrak fender Jembatan Barito, Selasa sekitar pukul 05.30 WIB. “Kami terima laporan peristiwa itu dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dermaga Muara Teweh,” timpal Rijalfi.
Ditemui terpisah, Selasa siang, Kepala UPT Dermaga Muara Teweh, M Nurdin, menegaskan rakit kayu menabrak tiang pengaman bukan tiang jembatan KH Hasan Basri, sehingga alur pelayaran dan lalu lintas Sungai Barito tetap aman dan lancar.
“Hasil pemeriksaan lapangan, rakit kayu milik PT Nusantara Alam Raya Sejahtera (NARS) wilayah Bumban. Rakit kayu dari Puruk Cahu hendak menuju ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Panjang rakit sekitar 400-500 meter dan lebar 8-10 meter,” ujar Nurdin.
Dia menambahkan, insiden terjadi dalam waktu sekitar 5 sampai 10 menit. Kayu standar mekanis ini terlepas dari ikatannya, begitu menabrak fender. Tetapi tidak ada kayu yang tersangkut di fender maupun tiang jembatan.
“Perusahaan sudah membuat surat pernyataan siap mengganti rugi, jika terjadi kerusakan pada fender dan jembatan. Soal kerusakan, itu ranah teknis yang ditangani oleh PUPR,” kata dia.
Dihubungi lewat ponsel, Selasa siang, Kepala Dinas PUPR Barito Utara M Iman Topik mengatakan, wewenang pengelolaan Jembatan KH Hasan Basri berada ditangan Satuan Kerja (Satker) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN).
“Dengan adanya peristiwa tersebut, kita berharap semoga pemerintah pusat mempercepat realisasi usulan pembangunan Jembatan KH Hasan Basri II di Muara Teweh,” ucap Topik.
Pejabat Balai Direktorat Bina Marga Provinsi Kalteng, Kurnia, saat dihubungi lewat pesan singkat, Selasa siang mengatakan, kejadian tersebut telah diteruskan kepada PPK atau Satker. “Mudah-mudahan sampai fender saja, sehingga tidak ke struktur jembatan. Kami sampaikan peristiwa ini ke teman-teman PPK/Satker,” kata Kurnia.
Insiden rakit kayu atau tongkang menabrak fender Jembatan Barito berulangkali terjadi. Risiko bakal bertambah, karena tak lama lagi, Jembatan Sikan dan Lemo, dua proyek prestisius periode Nadalsyah sebagai bupati bakal dibangun melintasi Sungai Barito. Tentu bukan hanya proyek fisik tampak mentereng, tetapi regulasi bin aturan sangat lemah. Misalnya perlu ada Perda Alur Sungai. Supaya jembatan tidak gampang ditabrak tongkang dan rakit kayu.(melkianus he)
Discussion about this post