KALAMANTHAHA, Muara Teweh –Setelah sempat normal sekitar seminggu, Dinas Perhubungan Kabupaten Barito Utara kembali mengumumkan, seluruh pemakai jasa pelayaran yang melintasi Jembatan KH Hasan Basri atau Jembatan Barito di Muara Teweh, ditunda sementara.
Pengumuman melalui surat tertanggal 14 September 2021, seiring terjadinya kenaikan permukaan air Sungai Barito, tercatat pada skala tinggi air (STA) Selasa siang mencapai 11,50 meter dan kecepatan arus yang sangat deras di bawah jembatan KH Hasan Basri. Penundaan sementara berlaku mulaichari ini sampai ketinggian air normal.
Kepala Bidang Perhubungan Sungai dan Penyeberangan Dinas Perhubungan Barito Utara, Rijalfi, kepada Kalamanthana.id, Selasa siang membenarkan. terbitnya surat penundaan sementara pelayaran melintasi Jembatan KH Hasan Basri.
“STA 11,50 merupakan batas aman untuk pelayaran kapal muatan batu bara dan rakit kayu. Sebab, space yang tersedia di sekitar jembatan cuma sekitar enam meter,” ujar Rijal.
Dalam keadaan air normal, setiap hari sekitar 5 sampai 10 tongkang dan rakit kayu melintasi jembatan KH Hasan Basri. Pada saat ramai, bisa mencapai 10-15 tongkang, rakit, dan kapal per hari.
Dinas Perhubungan Barito Utara kian memperketat pengawasan lalu lintas Sungai Barito, karena baru saja terjadi tiga insiden, yakni rakit kayu menabrak tiang fender Jembatan KH Hasan Basri, batu bara tumpah di Bintang Ninggi lantaran dinding tongkang pecah, dan tongkang menyeruduk tiang Jembatan Tumpung Laung-Sikan.(melkianus he)
Discussion about this post