KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Agar tidak berkesan mengambil keutungan yang berlebihan dalam musibah banjir di Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Perhubungan (Dishub) menggelar rapat terbatas penetapan tarif feri tradisional atau kelotok di wilayah banjir Kecamatan Kahayan Tengah Telah, tepatnya di ruas Palangka Raya – Bukit Rawi.
Rapat yang digelar, Selasa (21/09/2021) disepakati oleh Camat Kahayan Tengah, Wakapolsek Kahayan Tengah, Danramil Kahayan Tengah, Damang Kahayan Tengah, kepala Desa Tanjung Sangalang dan Sekretaris, kepala Desa Penda Barania dan Sekretaris, Kepala Desa Bukit Rawi, Kepala BPBD Bukit Rawi dan perwakilan pemilik perahu.
“Kami bersama sama pelaku usaha penyebrangan dan Pemerintah Kecamatan telah membuat kesempatan tarif jasa penyebrangan diwilayah banjir Penda Barania. Kesepakatan tarif itu telah ditandatangani bersama dan dituangkan dalam berita acara. Ini agar tidak terkesan mengembik keuntungan yang berlebihan. Dan kesepakatan ini agar tarif yang ada sama,” kata Kepala Dinas Perhubungan Pulang Pisau Dr Supriyadi, Jumat (24/09/2021).
Untuk tarif yang disepakati secara bersama yang dirapatkan di pos penjagaan banjir/tanggap bencana yakni: tarif motor kecil Rp50 ribu, tarif motor besar Rp70 ribu dan tarif penumpang per orang Rp25 ribu.
Baca Juga: Taty Narang Serahkan Langsung Bantuan Pemkab Pulang Pisau untuk Korban Banjir
Supriyadi menambahkan, kepala desa juga diminta melakukan pendataan dan pengecekan terhadap kelaikan dan kapasitas serta kelengkapan keselamatan feri yang beroperasi di wilayah banjir Kahayan tengah.
“Jumlah feri tradisional yang beroperasi untuk masing-masing desa sebanyak 30 unit dengan pengaturan jadwal diatur lebih lanjut oleh kepala desa sebagai koordinator. Feri tidak boleh mempekerjakan anak di bawah umur. Untuk keselamatan barang dan penumpang menjadi tanggung jawab pemilik feri tradisional,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pulang Pisau (Pulpis) Tekson saat mengatakan kondisi air diruas jalan Trans Kalimantan khususnya desa Penda Barania masih cukup tinggi.
Untuk antrean mobil di siang hari mencapai 1 kilometer. Sebagian mobil ada yang terjebak terutama di malam hari.
“Di lokasi masih diberlakukan buka tutup satu arah secara bergantian per 20-25 mobil melintasi ruas jalan dipandu oleh petugas Poslap. Sebab jika tidak dipandu khawatir mobil terperosok dan terjebak di lubang jalan yang semakin dalam,” ucalnya.
Sampai saat ini jalan yang terendam sekitar 741 km dengan antrian kendaraan mencapai 800 m.
Untuk Jalur darat masih menggunakan sistem buka tutup atau satu arah, Sedangkan untuk Roda 2 sebagian masih menggunakan Jasa Feri Penyebrangan milik masyarakat.
“Kami menyarankan bagi pengguna jalan agar selalu berhati-hati dan mengikuti arahan petugas untuk melintas mengingat terdapat banyak lobang dalam yang bisa membahayakan bagi para pengendara yang melintasi jalan tergenang air banjir,” sarannya.(Oktavianus)
Discussion about this post