KALAMANTHANA, Sampit – Sejak sepekan terakhir ini, musibah banjir kembali melanda Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Kotawaringin Timur hingga menyebabkan aktivitas masyarakat di beberapa wilayah desa di Kecamatan yang ada di daerah ini terdampak.
Dalam hal ini Legislator Partai Demokrat SP Lumban Gaol menegaskan, dari konteks ini yang dinilai menjadi sumber bencana banjir di daerah ini tidak lain disebabkan melemahnya pemberdayaan hutan termasuk maraknya perambahan kawasan hutan yang dilakukan oleh pihak perusahaan terutama bidang perkebunan.
“Seharusnya kita mulai pempertahankan hutan yang ada. Dan bahkan mengaudit ulang HGU perusahaan khususnya di bidang perkebunan, baik itu Garis sepadan sungai, garis sepadan tebing, dan garis sepadan anak sungai yang benar-benar tertuang didalam aturan KLHK, selama ini hal yang dianggap sepele seperti ini justru berdampak besar bagi daerah,” ujarnya Senin (15/11/2021).
Bahkan pria yang duduk di Komisi I ini juga memaparkan, untuk diwilayah perkotaan seharusnya bentuk pencegahan banjir tersebut dilakukan dengan cara memaksimalkan perbaikan atau pembangunan Siring, normalisasi anak sungai dan bahkan membuat progres berjangka panjang.
“Kita bisa lihat dan mengkaji dalam setahun terakhir ini saja, sudah berapa kali terjadi banjir dalam kurun waktu yang tidak begitu jauh dari bencana banjir sebelumnya, ini harus menjadi perhatian kita semua,” timpalnya.
Dalam hal ini juga dia berharap dan sepakat jika diperlukan progres pembangunan antisipasi musibah banjir di daerah ini dianggarkan melalui proyek multiyears. Hal ini sebagai acuan terkoordinirnya progres pembangunan pencegahan dan juga penanggulangan banjir yang semakin berdampak besar bagi masyarakat di daerah ini.
“Kami sepakat kalau memang untuk mencegah dan menanggulangi banjir bisa saja di prograkan khusus melalui multiyears, agar terkoordinir dengan baik, namun disamping itu cegah dulu atau hentikan perambahan kawasan hutan,” tutupnya. (Sudarmo)
Discussion about this post