KALAMANTHANA, Palangka Raya – Proses Konferensi Daerah (Konferda) Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPD GAMKI) Provinsi Kalimantan Tengah yang rencananya dilaksanakan bulan ini masih carut marut.
Bakti Yusuf Irwandi Pemuda Gereja sejak tahun 2015 ikut mengawal Konferda GAMKI Kalteng utusan dari DPD GAMKI Murung Raya mengatakan, proses Konferda GAMKI Kalteng masih carut marut, karena dengan mudah dan cepatnya melakukan gonta ganti unsur legalitas kepanitiaan sampai tiga kali yang memiliki dua versi (Versi DPP dan Versi DPD).
“Konstitusi memang menjadi standar agar proses dan prosedur dalam pengambilan kebijakan mempunyai dasar legitimasi namun mengingat bahwa ini adalah sebuah pelayanan, maka tetap memprioritaskan komunikasi yang bersandar dengan kasih,” kata dia.
Menurut Bakti, jika masih ada kasih untuk tetap bertanggungjawab dengan segala upaya yang dilakukan serta dengan kerendahan hati telah meminta maaf, maka konstitusi bukan menjadi harga mati.
“Sangat disayangkan ketika DPD sudah mau bertanggungjawab hanya karena lambat dua hari tIdak merespon SP II dari DPP sehingga ruang tersebut tidak diberikan namun penyelesaian secara konstitusi ialah Caretaker,” katanya.
Sekretaris DPD GAMKI Kalteng Henock Renta Katoppo mengungkapkan, benar secara konstitusi telah melakukan pelanggaran organisasi, sebab terabaikan Surat Peringatan dari DPP GAMKI pertanggal 07 April 2021 untuk SP I dan pertanggal 09 November 2021 untuk SP II, namun hal tersebut bukan tanpa sebab.
Henock menjelaskan, pertanggal 19 November 2021 DPD merespon dengan penuh kerendahan hati kepada DPP agar dapat diberikan kepercayaan melaksanakan Konferda dengan bersurat pemberitahuan Konferda beserta susunan SK Panitia, dan permohonan maafpun telah disampaikan karena terlambat dua hari merespon SP II dari DPP.
“Namun disayangkan permintaan maaf dengan kerendahan hati yang bersandar kasih tidak diterima oleh DPP karena berpedoman komunikasi persuasif dan konstitusi, sehingga pertanggal 25 November 2021 dikeluarkan SK Caretaker DPD dan hal tersebut tidak mengindahkan sesuai dengan konstitusi Caretaker,” kata Henock.
Baca Juga: Persiapan Konferda, Pusat Keluarkan SK Pengurus Caretaker GAMKI Kalteng
Senior GMKIGerakan Mahasiswa Keristen Indonesia (GMKI), Willo Priody yang tergabung dalam SK Caretaker, mengatakan bahwa proses Caretaker dan komposisi struktur yang dilakukan secara dadakan dan tanpa adanya keterbukaan atas persoalan yang terjadi, sehingga dinamika terbangun. Harapan senior yang dimaksud agar Caretaker ini jangan membuat konflik baru namun dapat menyatukan seluruh unsur/pihak.
“Dinamika yang terjadi bukanya menjadi evaluasi bersama namun justru menjadi arogansi dengan menggunakan kewewenangan sehingga bagi beberapa Senior yang tergabung di SK Caretaker dibuang dan diganti dan SK Caretaker diperbaharui pertanggal 05 Desember 2021,” ujar Willo.
Senior GMKI lainnya, Hery Kristianto merespon atas dinamika yang terjadi, sangat berharap agar tidak terjadinya dualisme kegiatan Konferda, sangat disayangkan juga bahwa dalam persoalan-persoalan yang terjadi tidak adanya diskusi untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan senior-senior.
Atas dinamika yang terjadi, sepertinya terlalu banyak kepentingan dibalik semua ini sehingga seolah GAMKI ini terseret dengan politik praktis.
GAMKI Kalteng menurutnya, merupakan rumah kader seluruh Pemuda Gereja dan sudah saatnya seluruh senior-senior yang mempunyai ketokohan bisa duduk bersama satu meja agar dinamika yang terjadi tidak melebar yang rawan akan terjadinya gesekan antar Senior.
Senior Hendra Lorent Nahan mengungkapkan senada dengan Hery Kristianto bahwa persoalan ini tidak akan memanas seperti saat ini jika adanya komunikasi yang baik bersandar dengan kasih.
Berbicara GAMKI Kalteng kata Hendra tidak hanya soal pengurus, karena begitu banyak Pemuda Gereja terutama Senior-senior dari berbagai latar belakang pekerjaan yang juga sangat empati terhadap GAMKI Kalteng serta peduli agar proses Konferda tidak membuat gesekan antar Senior namun menyatukan dari berbagai perbedaan pendapat dan menjadi kekuatan bersama untuk memberikan karya nyata bagi rakyat. Ora Et Labora. (srs)
Discussion about this post