KALAMANTHANA, Muara Teweh – Warga Kabupaten Barito Utara (Barut) kerap melaporkan dugaan terjadi pencemaran pada sumber air di wilayahnya. Namun tak semua laporan direspon sebagaimana mestinya.
Kini Anggota DPRD Kabupaten Barut, Dr Tajeri, mempersoalkan dugaan pencemaran air di Desa Jangkang Baru, Kecamatan Lahei Barat.
Politikus yang juga Ketua Komisi III DPRD Barut mempertanyakan sikap responsif Dinas Lingkungan Hidup alias DLH Barut, terhadap laporan masyarakat.
“Terkesan ada pembiaran yang berkelanjutan. Dinas LH sudah diinfokan tetapi diam kelihatannya. Ada apa,” tutur Tajeri, Jumat (13/5).
Tajeri membeberkan alasan dirinya terus mempertanyakan soal dugaan pencemaran air di Jangkang Baru. “Saya sebagai wakil rakyat merasa berkewajiban memperjuangkan masalah ini, apabila dalam waktu dekat tidak ada tindakan yang jelas dan tuntas, saya akan bawa masalah ini ke jenjang yang lebih tinggi, ” tegas Tajeri.
Sebagai anggota DPRD, Tajeri mendukung aliran investasi ke Barut, namun laporan warga jangan dikesampingkan, tanpa alasan yang jelas.
“Saya senang banyak investor yang mau masuk daerah kita Barut, sehingga daerah berkembang dengan pesat, tetapi kearifan lokal daerah jangan dikesampingkan,” tambah Tajeri.
Dia pun meminta pengelolaan dana CSR atau tangung jawab sosial perusahaan bisa berfungsi sesuai dengan perundangan yang berlaku. Masyarakat lokal jangan hanya dijadikan penonton, tetapi direkrut untuk bisa bekerja, sesuai dengan keahlian masing-masing.
“Perlu saya beritahukan, laporan masyarakat Jangkang ini sudah berulangkali. Saya merasa malu sebagai wakil rakyat, walaupun saya bukan dari dapil tersebut, karena wakil rakyat yang terpilih tidak melihat dapil dalam hal memperjuangkan nasib masyarakat. Apalagi ini masalah air bersih. Air salah satu sumber kehidupan masyarakat,” jelas Tajeri. .
Pelaksana Tugas (PlT) Kepala Desa Jangkang Baru, Alfia Rahman, saat, dihubungi wartawan mengatakan, sumber air yang dituding tercemar sudah tak lagi dipakai oleh warga untuk berbagai keperluan.
“Sumber air yang dituding tercemar itu sudah tak lagi dipakai. Itu buat cadangan saja oleh warga,” kata Alfia.
Alfia berterima kasih karena ada perhatian serius dari anggota dewan terkait persoalan di desanya.
Dia meminta wakil rakyat tak cuma bertanya, lalu menerima laporan hanya dari segelintir orang, tetapi menanyakan kepada warga yang lain pula di Jangkang Baru, sehingga bisa mengetahui kondisi yang sebenarnya secara obyektif.(MELKIANUS HE)
Discussion about this post