KALAMANTHANA, Muara Teweh – Banjir baru saja melanda sejumlah daerah di Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah. Termasuk dampaknya terhadap puluhan hektare atau ha lahan pertanian di Kecamatan Gunung Timang.
Sebanyak 72 ha lahan pertanian di tujuh desa, Kecamatan Gunung Timang, jadi wilayah terdampak banjir. Ratusan petani harus menanggung akibatnya, termasuk kemungkinan gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Barut, Syahmiludin A Surapati, saat ditemui mengatakan, pihaknya menerima laporan resmi lahan pertanian di 7 (tujuh) desa, wilayah Kecamatan Gunung Timang menjadi daerah terdampak banjir.
Desa-desa dengan lahan pertanian terdampak banjir berada dibagian hulu Sungai Setalar, meliputi :
(1) Desa Kandui 15 ha,
(2) Desa Majangkan 7 ha,
(3) Desa Baliti 10 ha,
(4) Desa Walur 15 ha,
(5) Desa Ketapang 8 ha,
(6) Desa Rarawa 12 ha,
(7) Desa Malungai 5 ha.
Menurut Syahmil, Distan Kabupaten Barut telah mengantisipasi kemungkinan banjir tersebut. Salah satunya dengan mengasuransikan lahan pertanian. Satu ha lahan diasuransikan senilai Rp6.000.000.
“Kita bekerjasama dengan asuransi pertanian Jasindo. Skema pembayaran asuransi tertuang dalam kerjasama dan polis asuransi. Kita menjamin petani takkan dirugikan, jika gagal panen karena banjir,” kata Syahmiludin kepada kalamanthana.id, Selasa (17/5/2022).
Sekadar informasi, banjir baru saja terjadi di Kecamatan Gunung Timang, Minggu (15/5). Banjir luapan Sungai Setalar menggenangi wilayah dataran rendah di Kecamatan Gunung Timang. Termasuk di dalamnya jalan penghubung dari ibu kota kecamatan Kandui ke Batu Raya dan Kandui ke Montallat.
Selain di Kecamatan Gunung Timang, banjir juga terjadi di Kecamatan Lahei, Lahei Barat, Teweh Tengah, dan Kecamatan Teweh Baru. Namun belum ada laporan tentang lahan pertanian terkena dan terdampak banjir di empat Kecamatan tersebut.(MELKIANUS HE)
Discussion about this post