KALAMANTHANA, Muara Teweh – Polemik apakah Sungai Jabung di Kecamatan Lahei Barat, Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah, benar-benar keruh bahkan terindikasi tercemar akibat pembukaan jalan tambang oleh PT Arsy Nusantara, belum terjawab tuntas.
Padahal Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barut sudah mengambil sampling air pada 28 Mei 2022 dan mengumumkan hasil pengujian laboratorium pada 13 Juni 2022.
“Saya selaku kepala desa mendapatkan laporan hasil pengujian lab air Sungai Jabung. Itu saya tempel di papan pengumuman desa. Tetapi tidak ada yang menyebutkan apakah air keruh atau tidak. Ini menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat, karena sampai hari ini mereka tetap mengambil air dari Sungai Jabung, ” jelas Kepala Desa Jangkang Baru Syaifullah kepada KALAMANTHANA.ID, Jumat (15/7/2022) sore.
Syaiful panggilan akrabnya menambahkan, warga punya alasan sendiri tetap mengambil dan mengonsumsi air Sungai Jabung, karena air bersih yang disediakan PT Arsy Nusantara tak mencukupi kebutuhan warga Desa Jangkang Baru.
“PT Arsy memang menyediakan 10 tong air, masing-masing kapasitas3.300 Liter. Tetapi itu tak cukup bagi 300 rumah warga Jangkang Baru yang tersebar di 5 RT. Sebagai perbandingan, dulu mesin pompa dihidupkan selama 5 jam saja sangat mencukupi dari menyedot air Sungai Jabung. Sekarang warga jadi ragu, karena saat hujan atau tidak hujan, air sungai tetap keruh. Ini pentingnya hasil uji lab diumumkan secara terbuka, ” beber Syaiful.
Sebelumnya, saat dijumpai Kamis (14/7), Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barut, Edy Nugroho, membenarkan hasil uji lab air Sungai Jabung sudah direport.
“Tetapi kami tidak mau menimbulkan polemik dengan menjawab apakah keruh atau tidak. Kami selalu terbuka, tidak ada yang ditutupi. Silakan kalau masyarakat meminta untuk diuji ulang, kita bersama-sama mencari lab yang diakreditasi di Banjarmasin. Nanti baru hasilnya kami umumkan, tentu tak jauh berbeda dengan hasil yang ada saat ini,” tutur Edy kepada media ini.
Baca Juga: Warga Jangkang Baru Desak DPRD Barito Utara Segera Panggil PT Arsy Nusantara untuk RDP
Edy memastikan integritas petugas lab Dinas Lingkungan Hidup Barut tinggi, sehingga takkan terpengaruh apa pun. Lab juga sudah diakui oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). “Kami pertanggungjawabkan semua hasil uji lab di sini,” ujar mantan Kadis Siptaka Barut ini.
Dari hasil, uji lab yang diterima media ini tertera antara lain:
(1) pH 5,3
(2) Kekeruhan 16,84
(3) DO 3,24
(4) Padatan tersuspensi total 4,4
(5) Padatan terlarut total 49
Koordinator Eksternal PT Arsy Nusantara, Hartina, saat dihubungi Jumat malam, mengatakan soal permintaan warga untuk uji lab ulang, bukan wewenang perusahaan tersebut menentukan sampel, titik sampel maupun hasilnya. “Kami pun baru mengetahui hasilnya baru-baru ini,” kata Hartina.
Sedangkan menyangkut ketersediaan air bersih bagi warga, menurut Hartina, pihaknya telah menyampaikan saat meeting dengan warga bahwa perusahaan menunggu hasil analisa dari desa mengenai kekurangan dan pengajuan dari desa.
“Saat ini kami sudah melakukan sesuai permintaan desa bahkan lebih dari pengajuan sebagai antisipasi. Kami sudah melakukan beberapa perbaikan. Saat ini kami menerima pengajuan dari BPD tentang biaya pemindahan lokasi pompa Sungai Jabung serta permintaan ganti rugi karena pengurus PDAM mengalami defisit akibat setoran masyarakat berkurang. Permintaan masyarakat ini disampaikan juga saat meeting dengan warga dan BPD. Sungai yang ada di desa bukan hanya Sungai Jabung yang bisa dijadikan sumber alternatif, tetapi kenapa selalu mengarah ke Sungai Jabung, ” jelas Hartina.
Lagi pula, sambung Hartina, kemarin pengambilan air dari Sungai Jabung sempat distop karena lahan tersebut bukan milik desa. “Kami juga mencoba menegosiasikan ke pemilik. Dari warga juga ada yang mengusulkan untuk pindah ke sungai lain, tapi kami semua menyerahkan ke desa mengenai langkah yang akan dilakukan. Kami melakukan itu semua karena kami punya empati terhadap warga. Jadi ada 2 alternatif yang kemarin diusulkan, pindah sungai atau penambahan titik bor. Jadi tergantung desa, ” sebut Hartina.
Seperti diberitakan sebelumnya, setelah 1,5 bulan dilaporkan soal dugaan pencemaran Sungai Jabung di Desa Jangkang Baru, Kecamatan Lahei Barat, barulah pada Mei 2022 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barut bergerak mengecek kondisi lapangan.
Aparat Dinas LH Barut memanggil dan membawa manajemen PT Arsy Nusantara untuk mengecek kondisi lapangan, karena biang kerok perubahan warna air Sungai Jabung, terindikasi akibat aktivitas PT Arsy Nusantara membuka badan jalan.
Kemantiran Adat Desa Jangkang Baru, Akhmad Afiat Hadiyani, melalui rekaman video mengatakan, Sungai Jabung adalah sumber mata air bersih bagi seluruh masyarakat Jangkang Baru.
Hal ini, kata Akhmad, sudah berlangsung puluhan tahun. Air mengalir ke rumah-rumah warga dari Sungai Jabung. Air Sungai Jabung terkenal kejernihannya, walaupun musim hujan dan kemarau.
Namun terjadi perubahan sejak adanya rangkaian aktivitas pertambangan PT Arsy Nusantara. “Apabila terjadi hujan, warna air berubah dari jernih menjadi keruh atau air bercampur tanah, ” kata Akhmad dalam video berdurasi 2,51 menit yang diterima Mei lalu
Kemantiran Adat Jangkang Baru belum pernah mendengarkan sosialisasi tentang analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) PT Arsy Nusantara dari pihak-pihak terkait yang terkena dampak lingkungan, termasuk masalah Sungai Jabung.
“Sampai saat ini tidak ada sumber air bersih selain Sungai Jabung. Apabila ada yang bilang Sungai Jabung tidak dipakai atau cadangan, itu sangat keliru dan tidak benar,”tegas Akhmad.
Masalah dugaan pencemaran air Sungai Jabung di Jangkang Baru kembali mencuat setelah anggota DPRD Kabupaten Barut, Dr Tajeri, mempersoalkan hal tersebut.
Politikus yang juga Ketua Komisi III DPRD Barut mempertanyakan respon Dinas Lingkungan Hidup alias DLH Barut, terhadap laporan masyarakat. “Terkesan ada pembiaran yang berkelanjutan. Dinas LH sudah diinfokan tetapi diam kelihatannya. Ada apa,” tutur Tajeri, Jumat (13/5).
Tajeri membeberkan alasan dirinya terus mempertanyakan soal dugaan pencemaran air di Jangkang Baru. “Saya sebagai wakil rakyat merasa berkewajiban memperjuangkan masalah ini, apabila dalam waktu dekat tidak ada tindakan yang jelas dan tuntas, saya akan bawa masalah ini ke jenjang yang lebih tinggi, ” tegas Tajeri.
Sebagai anggota DPRD, Tajeri mendukung aliran investasi ke Barut, namun laporan warga jangan dikesampingkan, tanpa alasan yang jelas. “Saya senang banyak investor yang mau masuk daerah kita Barito Utara, daerah berkembang dengan pesat, tetapi kearifan lokal daerah jangan dikesampingkan,” tambah Tajeri.
Dia pun meminta dana CSR berfungsi sesuai dengan perundangan yang berlaku. Masyarakat lokal jangan hanya jadi penonton, tetapi direkrut untuk bisa bekerja, sesuai dengan keahlian masing-masing.
“Perlu saya beritahukan, laporan masyarakat Jangkang ini sudah berulangkali. Saya merasa malu sebagai wakil rakyat, walaupun saya bukan dari dapil tersebut, karena wakil rakyat yang terpilih tidak melihat dapil dalam hal memperjuangkan nasib masyarakat. Apalagi ini masalah air bersih. Air salah satu sumber kehidupan warga,” tutur Tajeri.(MELKIANUS HE)
Discussion about this post