KALAMANTHANA, Sampit – Puluhan warga masyarakat Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu tepatnya Pelantaran Bawah RT 12 melakukan aksi di lapangan menuntut pihak Perusahaan Windo Nabatindo Lestari (WNL) groupnya BGA untuk merealisasikan tuntutan mereka.
Adapun tuntutan masyarakat yang selama ini belum direalisasikan diantaranya kerusakan jalan yang setiap pada musim penghujan selalu menjadi kendala aktivitas mereka.
Disisi lain, masyarakat juga membuka portal di area lahan perusahaan tersebut yang mana merupakan jalan milik Desa sejauh 4 Km dari jalan Tjilik Riwut menuju pemukiman masyarakat itu sendiri.
Dalam sebuah rekaman Video amatir kemarahan warga juga memuncak sehingga terjadi pembakaran pos jaga milik perusahaan yang beroperasi di wilayah jalan milik desa tersebut.
Bahkan dalam video tersebut warga masyarakat sempat bersitegang dengan beberapa staf pihak perusahaan yang ada di lapangan saat kejadian itu berlangsung pada Selasa (06/09/2022). Sekitar pukul 13.00 WIB siang tadi.
Sementara itu Kepala Desa Pelantaran Helisnedi dikonfirmasi via telepon menyatakan, dirinya sendiri saat ini sudah menginstruksikan Sekretaris Desa bersama beberapa tokoh masyarakat dan termasuk sudah berkoordinasi dengan BPD untuk segera menyelesaikan konflik tersebut.
“Tadi siang memang benar ada kejadian itu, surat masyarakat RT 12 ini baru sampai ke saya, hanya saja mereka melakukan tindakan itu sampai adanya kejadian tersebut memang tidak ada berkoordinasi dengan kita,” katanya.
Ia juga sudah meminta kepada Sekretaris Desa dan tokoh-tokoh masyarakat agar supaya hal ini segera dilakukan musyawarah artinya duduk bersama. “Hanya saja dengan situasi yang masih memanas saat ini sehingga terkendala dan belum bisa dilakukan duduk bersama,” ungkapnya Selasa malam.
Didamping itu menurut Helisnedi, tuntutan masyarakatnya itu ada beberapa hal diantaranya meminta perawatan jalan, dan juga menuntut agar PLN bisa segera masuk memberikan penerangan listrik negara untuk 38 Kepala Keluarga yang ada di Pelantaran Bawah itu sendiri.
“Kami sudah lama sekali memperjuangkan listrik dari PLN ini, bahkan waktu itu bersama pihak anggota dewan dari dapil IV ini, sampai saat ini masyarakat masih menggunakan genset, kita sebenarnya turut prihatin, hanya saja yang menjadi kendala disana harus ada trapo baru, dan juga kisaran anggaran untuk itu mencapai 1,3 miliar itu menurut perkiraan hasil koordinasi kami beberapa waktu lalu,” timpalnya.
Namun demikian Helisnedi juga mengimbau agar warga masyarakatnya bisa bersabar dan menyelesaikan persoalan ini dengan kepala dingin dan tidak melakukan perbuatan yang sekiranya melanggar hukum.
“Kami minta masyarakat kita juga untuk bersabar dan bisa duduk bersama agar masalah ini bisa segera terselesaikan,”tutupnya. (Sudarmo)
Discussion about this post