KALAMANTHANA, Palangka Raya – Dalam menekan angka stunting di Kota Palangka Raya, perlu adanya sinergi dan kerjasama antar stake holder dan pemangku kepentingan.
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Untuk itu Anggota DPRD Palangka Raya, Ruselita menyarankan agar unsur pemerintah memberikan bantuan sembako rendah gizi kepada warganya yang terindikasi kekurangan gizi untuk menurunkan prevalensi stunting.
“Stunting merupakan persoalan bangsa yang penyelesaiannya membutuhkan kerja serius dan sungguh-sungguh. Tidak bisa diselesaikan instan dengan bagi-bagi sembako saja. Apalagi jika isinya makanan minim gizi, tentunya tidak relevan,” tuturnya, Selasa, (17/10/2023).
Menurutnya, kurang relevan dan agak aneh jika masih ada unsur pemerintah yang memberikan bantuan guna pencegahan stunting dalam bentuk makanan akan tetapi masih minim gizi.
“Contohnya saja memberikan bantuan kepada warganya seperti mie instan, susu kental manis atau makanan kemasan lainnya yang rendah gizi, tentunya sangat tak eloklah,”ujar Ruselita.
Politisi dari Partai Perindo ini juga mengungkapkan, disaat Pemerintah gencar memerangi penurunan angka stunting, namun bantuan yang diberikan kepada warganya masih rendah gizi dan hal ini tentunya tidak akan dapat tercapai karena gizi yang di konsumsi tak sepadan.
“Pemerintah harusnya lebih fokus, pada program pencegahan stunting di hulu dengan melakukan edukasi pola hidup sehat dan memberikan dukungan fasilitas untuk calon pengantin dan ibu hamil,” Imbuhnya.
Ruselita menyebut edukasi penting diberikan kepada masyarakat, Seperti air bersih, jamban sehat, makanan berprotein tinggi serta lingkungan sehat.
“Ini adalah program yang harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan guna memastikan masyarakat paham tentang stunting, sehingga dapat menurunkan angka stunting di Kota ini,” tandasnya. (Mit)
Discussion about this post