BERITA
Tengah viral di media sosial video diduga warga Sampang ricuh karena surat suara tercoblos sebelum Pemilu 2024.
Video itu di antaranya diunggah oleh akun Facebook ini dan ini.
Narasi yang beredar yakni:
“*Madura sudah geger… 1 desa undangan gak ada yg disebar, dan semua surat suara tercoblos 02… Rumah Ketua KPPS mau dibakar…!!*,” dikutip, Ravu (14/2/2024).
Lalu di postingan lain, narasi yang tertulis:
“Film dirty vote satu persatu mulai terbukti.
NB:kejadian daerah nongkesan sampang surat undangan tdk bagikan, surat suara sudah tercoblos duluan dan rumah ketua kpps di ancam mau di bakar sama warga,”
Baca Juga: [HOAKS] Hasil Survei Pilpres 2024 dari Guru Besar IPB
Dalam vido yang viral itu, tampak warga yang emosi dan bicara dengan nada tinggi menggunakan Bahasa Madura. Warga itu memaki seseorang yang diduga melakukan pencoblosan. Ia berteriak sembari menunjukkan kotak suara yang sudah terbuka.
HASIL CEK FAKTA
Berdasarkan pemeriksaan Tim Cek Fakta TribunJatim.com, peristiwa dalam video itu terjadi di Desa Gunung Kesan, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura.
Ricuh terjadi antara warga dan penyelenggara Pemilu 2024 pada Selasa (13/2/2024) malam.
Suasana tegang itu memang sempat diabadikan oleh warga setempat melalui video hingga beredar di media sosial termasuk grup WhatsApp.
Saat dikonsumsi, Ketua KPU Sampang Addy Imansyah membenarkan kericuhan tersebut.
Hanya saja narasi video yang tersebar soal surat suara sudah tercoblos tidak benar, alias hoaks.
“Setelah ditelusuri dan didalami ke lokasi beberapa saat kemudian bersama TNI/Polri, kami jelaskan bahwa itu narasi hoaks dan hanya kesalahpahaman semata,” ujarnya, Rabu (14/2/2024).
Dirinya menceritakan fakta sebenarnya dalam peristiwa itu. Dikatakan, awalnya beberapa orang mendatangi para anggota KPPS yang saat itu sedang mendirikan TPS pukul sekitar 20.00 WIB.
Kedatangan mereka karena menduga atau mengira surat suara sudah dicoblos.
Anggota KPPS sudah menjelaskan aktivitasnya, yakni mendirikan TPS, namun para warga tak percaya.
Sejumlah warga itu malah membawa perlengkapan pemungutan suara berupa bilik suara sebanyak 4 buah, bahkan membawa 3 anggota KPPS.
Akhirnya mediasi pun dilakukan.
“Setelah dimediasi, akhirnya bilik suara dan KPPS dilepaskan,” terangnya.
Ia menambahkan, KPPS langsung melanjutkan pendirian TPS yang tertunda setelah kejadian tersebut.
Merkea memastikan keamanan dan keutuhan kotak suara kemudian bersiap melaksanakan pemungutan suara sesuai jadwal.
Atas peristiwa itu, KPU Sampang mengecam tindakan kekerasan verbal tersebut karena menghambat tahapan Pemilu 2024.
“Termasuk juga menyisakan trauma psikis bagi korban (anggota KPPS),” pungkasnya.
RUJUKAN
Discussion about this post