KALAMANTHANA, Jakarta – Pada tanggal 21 Mei 2024, sebuah video YouTube dengan judul yang bombastis sebagai berikut:
Berita Terkini!!
Anies Turun Bersama Mahasiswa
Duduki DPR Akibat UKT Naik”
Judul yang disertai thumbnail demo mahasiswa dan potongan foto Anies Baswedan itu diberi caption yang juga bombastis yakni:
“Geger!! Anies Turun Bersama Mahasiswa Duduki DPR Akibat UKT Naik”
Video ini diunggah oleh akun YouTube ONE NATION yang memiliki 164 ribu subscribers. Video berdurasi 10:35 ini telah dilihat sebanyak 1.539 kali, mendapatkan 64 likes, dan 19 komentar.
Konten video tersebut mengklaim bahwa Anies Baswedan ikut serta dalam demonstrasi mahasiswa menolak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Di awal durasi, video tersebut menampilkan pernyataan Anies Baswedan berikut ini:
“Biaya pendidikan tinggi itu memang mahal dan negara harus memutuskan kepada siapa biaya ini dibebankan. Kalau biaya itu dibebankan kepada keluarga lebih besar daripada diambil negara maka yang mampu merasakan pendidikan tinggi adalah mereka yang sudah makmur. Negara harus mengalokasikan anggaran lebih banyak, menanggung biaya lebih besar, supaya rakyat, keluarga-keluarga kebanyakan bisa kuliah.”
Selain itu, video ini juga menampilkan potongan pernyataan mahasiswa dalam rapat dengar pendapat Komisi X DPR RI, dengan pernyataan berikut ini:
“Akar dari permasalahan ini adalah PERMENRISTEK nomor 2 tahun 2024.”
“300 sampai 500%. Contohlah di fakultas saya sendiri. Saya dari Fakultas Peternakan, itu yang sebelumnya 2 juta lima ratus ribu rupiah, sekarang naik menjadi 14 juta. Itu tingkatan paling tinggi. Bagaimana kita tidak marah dengan hal itu ya.”
“..sebelumnya disebut ASPI sekarang IPI, iuran pengembangan institusi, itu naik berkali-kali lipat yang di mana bahwasanya sebelumnya Fakultas Kedokteran tahun sebelumnya adalah 25 juta, hari ini di tahun 2024, UNS IPI-nya mencapai 200 juta, yang di mana naiknya 8 kali lipat.”
Selanjutnya, video menampilkan potongan pernyataan dari anggota Komisi X DPR RI:
“..hari ini dengar komentar dari Kementerian Pendidikan bahwa Pendidikan tinggi ini adalah apa tersier gitu. Lah kok jadi begini gitu ya.”
“20% ini yang barangkali perlu kita telusuri, perlu kita terus lakukan evaluasi. 20% itu lumayanlah lumayan tinggi ya. 665 triliun lah seperti itu, tetapi kan kita juga paham mengerti bahwa alokasi dana tersebut itu tersebar ke mana-mana bahkan pada alokasi-alokasi yang diduga atau dikaitkan dengan pendidikan menjadi suatu yang tidak jelas seperti yang di tulisan adik-adik semua.”
“..barangkali ya untuk supaya nanti ke depan pendidikan kita ini lebih bagus dipisah sajalah antara Menteri Pendidikan Dasar Menengah dengan Menteri Pendidikan Tinggi, biar pendidikan dasar menengah juga bisa diurus dengan bagus, pendidikan tinggi juga diurus secara bagus oleh seorang Menteri. Jadi ada dua menteri.”
Kemudian, video kembali menampilkan pernyataan Anies Baswedan:
“Kalau dikatakan bahwa pendidikan tinggi itu bukanlah utama tidak. Di Indonesia pendidikan tinggi adalah eskalator sosial ekonomi. Yang mendapatkan akses pendidikan tinggi derajat kesempatan pekerjaannya lebih tinggi kesempatan sejahtera lebih tinggi. Karena itulah mengapa pendidikan tinggi itu harus dapat alokasi yang lebih banyak sehingga tidak mengalami situasi seperti sekarang.”
Selain pernyataan Anies Baswedan, mahasiswa dan anggota DPR RI, video ini juga menampilkan pernyataan narasumber di media massa Metro TV yang membahas status perguruan tinggi negeri jadi PTNBH:
“..jadi PTNBH ini harus dievaluasi total ya, karena menghilangkan peran negara negara. Malah tidak bertanggung jawab, negara lari dari tanggung jawab dan justru dengan PTNBH ini negara mengkhianati ya amanah UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu menjadi tanggung jawab pemerintah dan dengan PTNBH ini negara tidak mau bertanggung jawab soal pembiayaan.”
Video kemudian ditutup dengan suara narator yang diulang tiga kali, dengan narasi sebagai berikut:
“Kado Hari Pendidikan Nasional UKT naik di berbagai kampus Negeri. Kenaikan uang kuliah Tunggal disingkat UKT di berbagai perguruan tinggi menjadi sorotan utama setelah diterbitkannya keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mendikbudristek tahun 2024. Langkah pemerintah tersebut memicu gelombang protes dari mahasiswa di berbagai kampus di seluruh Indonesia. Permendikbudristek yang menetapkan kriteria baru untuk menentukan besaran UKT menjadi bahan perdebatan hangat di kalangan akademisi dan masyarakat.”
CEK FAKTA
Analisis mendalam dari tim cek fakta mengungkapkan bahwa video ini hanyalah memotong-motong pernyataan narasumber sehingga keluar dari konteks aslinya. Faktanya, Anies Baswedan tidak pernah menyatakan dirinya ikut dalam aksi demonstrasi mahasiswa. Pernyataannya yang dipotong dalam video hanya berbicara tentang kebijakan pendidikan secara umum.
Pernyataan tersebut juga sebenarnya diambil dari wawancara pada tanggal 19 Mei 2024 di acara silaturahmi dan halal bihalal dengan PKL dan Warga Kampung Jaringan Rakyat Miskin Kota di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Video lengkapnya bisa dilihat di Metro TV.
Sementara itu pernyataan mahasiswa yang dicatut dalam video sebenarnya adalah pernyataan saat perwakilan mahasiswa tersebut sedang melakukan rapat dengar pendapat Komisi X DPR RI terkait polemik kenaikan UKT, bukan melakukan demonstrasi di jalanan. Rapat ini diadakan pada tanggal 16 Mei 2024.
Thumbnail dalam video tersebut juga serupa dengan unggahan foto di Kompas yang berjudul “Unjuk Rasa Mahasiswa dan Publik yang (Kadung) Tak Percaya”. Lalu foto Anies di tengah aksi mahasiswa merupakan hasil editan.
Sementara itu narasi dalam video juga diambil dari artikel Tempo yang berjudul “Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri”.
KESIMPULAN
Video YouTube dengan caption “Geger!! Anies Turun Bersama Mahasiswa Duduki DPR Akibat UKT Naik” adalah hoaks. Video tersebut memotong-motong pernyataan narasumber sehingga tidak sesuai dengan konteks sebenarnya dan menyesatkan penonton dengan narasi yang salah. Tidak ada bukti nyata bahwa Anies Baswedan ikut serta dalam demonstrasi mahasiswa terkait kenaikan UKT. Mahasiswa yang disebut dalam video sedang melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI pada tanggal 16 Mei 2024, bukan melakukan demonstrasi.
Hoaks ini termasuk ke dalam kategori propaganda hitam. Propaganda hitam melibatkan penyebaran informasi palsu atau sangat menyesatkan yang seringkali disamarkan sebagai sumber yang sah dan dapat dipercaya.
Video ini memotong-motong pernyataan dari berbagai narasumber, termasuk Anies Baswedan dan mahasiswa, sehingga menciptakan narasi yang berbeda dari kenyataan.
Tujuan utama dari propaganda hitam ini adalah untuk menipu atau menciptakan kebingungan di antara audiens dan mempengaruhi persepsi publik secara negatif terhadap tokoh yang ditargetkan.
Netizen harus mengutamakan kewaspadaan dan melakukan verifikasi informasi sebelum mempercayai sebuah berita. Potongan-potongan video yang diambil dari konteks aslinya dapat dengan mudah memanipulasi opini publik, oleh karena itu, penting untuk mengonfirmasi kebenaran informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.
Sumber info: Metro TV, Kompas.com, Majalah Tempo, Live Streaming RDP Komisi X DPR RI
RUJUKAN
Discussion about this post