KALAMANTHANA, Sampit – Pengembangan UMKM berbasis kearifan lokal bisa dengan cara meningkatkan potensi desa untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu kunci yang patut diperhatikan adalah pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berakar pada kearifan lokal itu sendiri.
Dalam hal ini Ketua Fraksi PAN DPRD Kotim Dadang Siswanto SH menjelaskan, bicara kearifan lokal sudah barang tentu harus dimulai dengan cara menggali Kearifan Lokal itu sendiri, kearifan lokal adalah harta karun yang sering diabaikan. Menurutnya Ini adalah kumpulan pengetahuan, keterampilan, dan praktik yang diturunkan dari generasi ke generasi.
“Terus terang saja, Desa-desa kita di daerah ini kaya akan kearifan lokal dalam hal pertanian, kerajinan tangan, seni pertunjukan, dan banyak lagi.Mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pengembangan UMKM dapat menciptakan produk dan layanan yang unik dan bernilai jual tinggi, namun semua itu masih dalam keadaan tersembunyi, maka perlu adanya perhatian serius dalam mengembangkan potensi ini,” ungkap Dadang Senin 14 Oktober 2024.
Disisi lain legislator senior yang dikenal pokal tersebut menegaskan, UMKM berbasis kearifan lokal memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Bukan hanya soal melestarikan budaya tetapi juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Dengan cara mengidentifikasi potensi tersembunyi yang terkubur dalam kearifan lokal, desa-desa dapat membuka jalan menuju kemakmuran bersama, nah sektor-sektor ini adanya di desa, tinggal kita lakukan jemput bola, maksimalkan peran pemerintah desa kita dan memang harus berkolaborasi dengan BUMD,” tuturnya.
Bahkan Dadang juga menegaskan, mengembangkan UMKM berbasis kearifan lokal bukan hanya tugas satu pihak. Dibutuhkan kemitraan yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Dia menilai pemerintah daerah dalam konteks ini dapat memberikan dukungan dalam hal kebijakan, pendampingan, dan akses ke pasar. Sehingga para pelaku usaha dapat berkontribusi dengan keterampilan bisnis dan inovasi.
“Disisi lain masyarakat dapat berperan dalam memelihara kearifan lokal dan menjadi konsumen setia produk UMKM.
Tentu saja, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam mengembangkan UMKM berbasis kearifan lokal ini, yakni Kurangnya akses ke pendanaan dan pasar, keterbatasan teknologi, dan perubahan tren konsumen adalah beberapa hambatan yang umum dihadapi saat ini, termasuk Kotim ini,” tegasnya.
Namun demikian Dadang meyakini, apabila kedepannya Pemerintah Daerah lebih pro terhadap pengembangan potensi UMKM Berbasis Kearifan lokal ini, maka semua tantangan akan mudah di atasi, dengan mengadopsi pendekatan inovatif dan dukungan yang komprehensif, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.
“Sebenarnya dengan mengembangkan UMKM berbasis kearifan lokal, kita dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.Kotim ini daerah yang kaya, kami yakin dengan UMKM ini kita bisa mengentaskan kemiskinan, terutama dimulai dari desa-desa kita, yang mana akan menjadi pusat inovasi, kreativitas, dan kemakmuran, namun kembali lagi saya tekankan ini memang murni harus ada campur tangan serius pemerintah kita kedepan,”tutupnya. (Darmo)
Discussion about this post