KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Sebagai salah satu sentra pengembang tanaman bawang merah di Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas akan mendapatkan jatah alokasi pengembangan budidaya tanaman bawang merah seluas 65 hektare.
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distantura) Kabupaten Kapuas Rengkesit mengatakan, pemerintah pusat menetapkan Kalimantan Tengah sebagai daerah pengembangan tanaman bawang merah seluas 500 hektare. Dari luasan itu, Kapuas mendapatkan jatah alokasi seluas 65 hektare.
“Sentra pengembangan tanaman bawang merah di Kalimantan Tengah ada dua, yaitu Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Untuk Kapuas kita dialokasikan 65 hektare dari target roadmap 40 hektare,” katanya, Selasa (4/10/2016) di Kuala Kapuas.
Program pengembangan bawang merah tersebut di Kapuas rencananya akan direalisasikan pada tahun 2017 mendatang di empat kecamatan yaitu Kecamatan Dadahup, Kapuas Barat, Basarang, dan Kapuas Timur.
“Kecamatan Dadahup khususnya 3-G sangat potensial untuk budidaya pengembangan tanaman bawang merah, termasuk juga di Anjir Kecamatan Kapuas Barat dimana lahan yang sudah dibuka di sana untuk tanaman bawang seluas 1 hektare,” terang Rengkesit.
Dari luasan lahan 1 hektare tersebut, lanjut dia, setengah hektarenya akan dijadikan demplot kerjasama dengan Bank Indonesia (BI). “Kemarin pihak BI sudah mensuport untuk sarana produksi, karena paket sarana produksi dari Pemprov Kalteng kurang lengkap,” ujarnya.
Menurut Rengkesit dalam program pengembangan budidaya bawang merah ini pihak Bank Indonesia juga membantu dari sektor peningkatan kualitas sumber manusianya. “Maksudnya mereka juga membantu dari segi pelatihan untuk petaninya dan kalau memang memungkinkan lagi kedepan mereka mensuport studi banding,” jelasnya.
Adapun bibit bawang merah yang rencananya akan dikembangkan di Kapuas dengan luasan lahan 65 hektare tersebut yaitu jenis Bima Brebes. “Sebenarnya ada dua benih yang kita rekomendasikan yaitu jenis Bauji dan Bima Brebes. Tapi karena stok benih Brebes yang paling banyak maka ada kemungkinan benih itu yang akan direalisasikan,” ujar Rengkesit. (nad)
Discussion about this post