KALAMANTHANA, Palangka Raya – Untuk memperkuat rasa toleransi antarumat beragama di Bumi Tambun Bungai Kalimantan Tengah, Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Palangka Raya, Pulang Pisau dan Lamandau bersilaturahmi dengan kepala daerah setempat.
Ketua Komcab Pulang Pisau, Fransiskus Gampung beserta jajaran pengurusnya turut hadir pada Open House Idul Fitri di Rujab Bupati Pulang Pisau, Ahmad Rifa’i dan Wakil Bupati Pulang Pisau, Ahmad Jayadikarta.
Bupati Pulang Pisau menyambut baik kedatangan Pemuda Katolik dan berharap keberadaan organisasi ini dapat menjadi wadah orang muda untuk melatih diri berorganisasi hingga mampu bersinergi dengan Organisasi Kepemudaan (OKP) lain terutama untuk menjaga keharmonisan dan persaudaraan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Sedangkan di Kota Palangka Raya, Ketua Komcab Palangka Raya, Lintalia ditemani langsung Ketua Komisariat Daerah Kalimantan Tengah, Dorothea Sthallhani Jasi dalam ramah tamah malam Hari Raya Idul Fitri di Rujab Wali Kota Palangka Raya.
Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyampaikan keterbukaannya untuk menerima audiensi dengan Pengurus Komcab Kota Palangka Raya agar bisa bersinergi dengan Pemko dan berbagai OKP lainnya.
“Saya memiliki harapan besar bahwa kaum muda di Palangka Raya dapat menjadi agen toleransi yang mempromosikan kesadaran dan penghargaan terhadap keberagaman antarumat beragama,” kata Lintalia.
Baca Juga Srikandi Pemuda Katolik Kalteng Lebaran ke Rujab Gubernur dan Wakil Gubernur
Kegiatan serupa juga berlangsung di Bumi Bahaum Bakuba Kabupaten Lamandau. Sekretaris Komcab Pemuda Katolik Lamandau, Jonius Jovi silaturahmi ke Rujab Wakil Bupati Lamandau yang baru dilantik Abdul Hamid.
Jonius Jovi menyampaikan rencana pelaksanaan Rapat Kerja Daerah Pemuda Katolik Tahun 2025 yang akan diselenggarakan di Kabupaten Lamandau. Rencana tersebut disambut baik dan didukung sepenuhnya oleh Wabub Abdul Hamid.
Ketua Pemuda Katolik Komda Kalteng, Dorothea Jasi mengatakan, silaturahmi intens selama Idul Fitri tidak hanya sebatas pertemuan fisik, tetapi mengandung nilai-nilai komunikasi yang dalam.
Interaksi sosial tersebut kata Dorothea membawa energi positif, mempererat hubungan interpersonal, dan menciptakan jaringan emosional yang kuat di antara individu dan kelompok.
Bahasa yang dipergunakan, baik verbal maupun nonverbal, dipenuhi dengan simbolisme yang memperkaya makna komunikasi sejati di tengah hiruk pikuk perayaan. Bersama bersinergi dan berkolaborasi membangun kesejatian kedamaian di Bumi Tambun Bungai. (sly)
Discussion about this post