KALAMANTHANA, Palangka Raya – Sebagai simbol kepedulian terhadap korban teror bom yang terjadi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dan Singkawang, Kalimantan Barat , yang menewaskan Olivia Marbun (2), mahasiswa Palangka Raya melakukan aksi damai dengan mnyalakan 1000 lilin di Bundaran Besar setempat, Rabu (16/11/2016) malam.
Aksi damai yang berjalan hikmat tersebut dihadiri oleh elemen mahasiswa dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) dan Kesatuan Mahsiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI).
Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya, Hubertus Renaldi dalam orasinya mengajak masyarakat, khususnya pemuda dan mahasiswa agar bergandengan tangan menjaga keutuhan NKRI, dan menyadari kebhinnekaan adalah sebuah keistimewaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, sekaligus mengingat kembali akan sumpah pemuda sebagai bentuk penyatuan diri menjadi bangsa yang utuh dengan perbedaannya.
“Mahasiswa dan pemuda Kalimantan Tengah agar lebih berhati hati dan melakukan kajian kritis untuk ikut menanggapi permasalahan bangsa belakangan ini, yang sangat rentan dengan perpecahan. Jangan sampai ikut terpengaruh dan ikut memperkeruh keadaan dengan isu isu perpecahan, karena Kalteng adalah simbol persatuan dengan julukan Bumi Pancasila,” tegas Hubertus.
Di samping itu, mahasiswa juga berharap kepada pemerintah agar lebih tanggap dalam menghadapi persoalan teror yang terjadi belakangan ini dan lebih meningkatkan pengamanan khusunya di rumah rumah ibadah. “Mahasiswa dan pemuda berada di garda terdepan untuk menjaga kebinekaan di Bumi Pancasila,” tambah Bertus. (ss)
Discussion about this post