KALAMANTHANA, Bogor – Laga final Piala Presiden 2017 bukan tak mungkin berakhir dengan adu penalti. Jika itu yang terjadi, Pelatih Pusamania Borneo FC, Ricky Nelson, sudah menyiapkan algojonya. Siapa saja?
Pusamania Borneo FC bakal menghadapi Arema FC pada laga final di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Minggu (12/3/2017) ini. Jika mampu memenangkan pertandingan, ini akan jadi sejarah buat mereka. Untuk pertama kalinya, klub Samarinda ini meraih gelar juara berskala nasional.
Laga final, bisa saja ditentukan adu tendangan penalti. Ini jika kedua kubu tak menemukan pemenang selama 90 menit atau tambahan 30 menit. Pusamania Borneo FC siap untuk semua itu, termasuk jika terjadi lagi drama adu penalti.
“Soal adu penalti, karena ini sistem turnamen, bila hasilnya imbang ya harus ada (adu) penalti. Kami sudah siap untuk itu. Juga untuk semua hal lainnya,” ujar pelatih Ricky Nelson.
Bagi PBFC, babak adu penalti bukanlah sesuatu yang baru. Sebab, klub asal Samarinda tersebut tercatat sudah dua kali menjalani tos-tosan yakni ketika bersua Madura United serta teranyar saat melawan Persib Bandung pada semi-final lalu.
Oleh karena itu, Ricky mengatakan tak masalah jika di laga puncak skuat asuhan harus kembali menjalani adu penalti. Namun, ia menuturkan bakal berusaha memenangkan pertandingan di waktu normal terlebih dahulu.
Lalu, siapa saja yang disiapkan Ricky Nelson untuk drama adu penalti? Dia belum mau menyebut nama. Hanya saja, berkaca dari dua pertandingan sebelumnya yang juga berakhir melalui adu penalti, tidaklah sulit untuk menembak siapa yang akan dia tugaskan.
Saat menang 5-4 atas Madura United pada perempat final di Stadion Manahan, Solo, Ricky memasang algojo yang terdiri dari Yamashita Kunihiro, Tamsil Sijaya, Yansen Orah, Fandhy Achmad, dan Dirkir Kohn Glay. Semuanya sukses sebagai eksekutor.
Berhadapan dengan Persib Bandung di Stadion si Jalak Harupat pada semifinal, kuintet yang diturunkan Ricky menjadi eksekutor juga sukses menjalankan tugasnya. Mereka terdiri dari Yamashita Kunihiro, Tamsil Sijaya, Reinaldo da Costa, Fandhy Achmad, dan Dirkir Kohn Glay.
Jika tak ada kejutan, tak ada pemain yang diganti atau cedera, maka Ricky hampir pasti mempertahankan kuartet Kunihiro, Tamsil, Fandhy, dan Dirkir. Besar pula kemungkinan Reinaldo menjadi prioritas dibandingkan Yansen Orah mengingat pengalamannya yang lebih matang.
Satu hal lagi, Ricky sangat mungkin juga tidak mengubah formasi eksekutornya. Artinya, tetap diawali dengan Kunihiro sebagai penendang pertama dan ditutup Dirkir Kohn Glay sebagai eksekutor terakhir. (ik)
Discussion about this post