KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Pimpinan Majelis Daerah Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (PMD KAHMI) Kapuas Jalaludin menuding jika dukungan terhadap para tokoh sejumlah organisasi kemasyarakatan terhadap pasangan Ben Brahim S Bahat dan Nafiah Ibnor hanyalah pragmatis belaka.
“Saya menganggap itu hanyalah dukungan pragmatis dan terlalu dini untuk dilakukan serta berpotensi munculnya konflik kepentingan, terutama di internal organisasi yang mendukung,” ujar Jalal kepada KALAMANTHANA di Kapuas.
Dikatakan, Pilkada Kapuas masih setahun lagi. Di sisi lain, dukungan tersebut sangatlah lemah dan tidak kuat karena kemungkinan besar dukungan tersebut dilakukan tidak melalui rapat pleno organisasi dan hanya dilakukan oleh oknum organisasi.
Apalagi, dukungan tersebut menyeret-nyeret nama organisasi lain yang sesungguhnya tidak terlibat dan hanya menghadiri undangan saja, maka hal itu termasuk pencemaran nama baik organisasi. Dia berpendapat, kalau ingin melakukan dukungan politik, sebaiknya tidak mengatasnamakan institusi, apalagi lembaga pendidikan tinggi.
“Ini akan berpotensi melanggar konstitusi dan merusak citra pendidikan karena dibawa ke ranah politik,” ucapnya.
Lembaga-lembaga keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia, harusnya menjadi pengayom dan penyejuk bagi umat sehingga tokoh-tokohnya bisa dijadikan panutan dan suri tauladan, bukan dibawa ke ranah politik praktis yang justru membuat mereka tidak dihormati karena membuat umat bingung atas sikapnya.
“Inilah yang saya maksudkan dukungan tersebut bersifat pragmatis karena kalau tidak mereka akan pasti menyadari tentang posisi mereka,” tegas Jalal.
Oleh karena itu, sebaiknya para tokoh yang terlibat dalam acara tersebut segera mengklarifikasi berita tersebut agar tidak menjadi fitnah di internal organisasi dan juga masyarakat. “Mari kita berpolitik secara elegan, bukan pragmatis,” pungkasnya.
Menanggapi soal tersebut, Ketua FKUB Kabupaten Kapuas H Masyumi Rivai mengatakan dirinya sepakat dukungan yang ada memang pribadi, bukan organisasi karena tidak pernah dibicarakan. Silahkan partai yang akan menyerapnya.
“Intinya memang dukungan yang iberikan itu bersifat person atau pribadi dan tidak membawa nama organisasi. Kebetulan saja saat itu ada beberapa pengurus organisasi yang hadir,” ujar Masyumi. (nad)
Discussion about this post