KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mengirimkan lima orang pengidap psikotik atau gangguan kejiwaan ke RSJ Kalawa Atei, Palangkaraya. Langkah ini merupakan salah satu upaya melokalisir menyembuhkan dan para penderita gangguan sosial.
Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Barut Sugianto Panala Putra mengatakan, instansinya melakukan survei dan penjaringan terhadap para penderita psikotik yang tersebar di Barut. Pihaknya baru berhasil menjaring lima pasien. Pendataan pasien dilakukan Maret-April 2017. Semua pasien telah berusia dewasa.
Sugianto mengakui, dana penanganan penderita psikotik tidak tersedia dalam APBD, sehingga pihaknya terpaksa mengurus lewat BPJS, baru kemudian mengoordinasikan pengiriman pasien dengan pihak RSJ Kalawa Atei. “Setelah kita data, kita siapkan BPJS dan para pasien segera diantar ke sana (Kalawa Atei),” ujarnya, Jumat (28/4/2107).
Menurut Sugianto, kendala lain yang terjadi di lapangan terkait dengan penderita psikotik atau penyakit sosial lainnya, terjadi lantaran belum ada rumah singgah di daerah ini. Pihaknya terpaksa menitip para pasien di rumah keluarga masing-masing, sebelum diberangkatkan ke RSJ.
Saat pendataan pengidap psikotik, lanjut Sugianto, sempat muncul kendala, karena keluarga salah satu pasien yang biasa mangkal di Pasar Pendopo, Muara Teweh, menolak upaya terapi. Namun dengan pendekatan yang lebih intensif akhirnya pihak keluarga menyetujui upaya pengobatan. “Semula keluarganya tidak bisa menerima. Lalu kita cari anaknya, ternyata tidak juga ditemukan. Beruntung akhirnya ada solusi,” katanya.
Sebelumnya, Pemkab Barut telah mengirimkan dua orang anak, kakak beradik berusia di bawah umur, asal daerah ini yang terlibat masalah kriminal. Keduanya dikirim ke Palangkaraya untuk mendapatkan pelatihan ketrampilan kerja, setelah Pemkab Barut berkoordinasi dengan Pemprov Kalteng.
Ditemui terpisah, M Rochman seorang pengamat sosial di Muara Teweh mempertanyakan, kenapa dana sosial sampai nihil. Padahal kinilah saatnya pemerintah lebih memperhatikan masalah sosial kemasyarakatan dibandingkan pembangunan fisik, apalagi sekadar menghambur-hamburkan uang untuk membeli mobil dinas baru. “Dalam visi dan misi jelas tertera peningkatan kualitas SDM. Inilah saatnya untuk merealisasikan janji tersebut, supaya kualitas hidup warga meningkat dan Barut menjadi lebih maju,” ujarnya. (mki)
Discussion about this post