KALAMANTHANA, Muara Teweh – Di banyak daerah, alat mesin pertanian (alsintan) yang dibeli pakai duit rakyat, diberikan gratis untuk kelompok tani. Sering pula pemberian itu jadi ajang pencitraan pemerintah. Tapi di Barito Utara, Kalimantan Tengah, beda. Alsintan bakal dijadikan salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD). Nah!
Ini gara-gara anggaran terbatas. Karena dana yang tak mencukupi, Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, pada tahun anggaran 2017 tidak lagi memberikan alsintan secara hibah kepada para petani, tetapi menggunakan sistem sewa.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Barut Setia Budi mengatakan, Pemkab setempat tidak bisa lagi melakukan hibah alsintan kepada kelompok tani atau poktan. “Nantinya, semua menggunakan sistem sewa, sebab tidak ada dana. Alsintan akan dikoordinir oleh petugas bidang prasarana sarana pertanian (PSP),” katanya, kemarin.
Menurut Budi, sapaan akrabnya, alsintan terpaksa disewakan, karena tiga hal. Pertama, peralatan itu membutuhkan biaya operasional. Kedua, butuh biaya perbaikan bila terjadi kerusakan. Ketiga, melalui sistem sewa bisa menambah pemasukan pendapatan asli daerah (PAD).
Apalagi, lanjutnya, dua intansi yang paling diandalkan memberi kontribusi lewat PAD, seperti Dinas Pertambangan dan Dinas Kehutanan sudah ditarik urusannya ke provinsi. Kini setiap daerah dituntut membuat kebijakan dalam menggali potensi PAD. “Namun kita harus mengkaji kemampuan para petani untuk membayar biaya sewa alsintan,” ujarnya.
Budi menambahkan, berdasarkan dari pengalaman, peralatan pertanian yang diserahkan secara hibah kepada poktan cenderung kurang terawat, sehingga sering rusak ketika akan dioperasikan. Tak sedikit pula diperjualbelikan oleh oknum anggota poktan. (mki)
Discussion about this post