KALAMANTHANA, Penajam – Gagasan, ide, dan program kerja membangun daerah yang brilian dan komprehensif menjadi modal tersendiri bagi Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar menjadi seorang pemimpin baik sebagai Bupati PPU maupun bakal calon Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) 2018 mendatang.
Menyimak berbagai pengalaman di lingkup birokrasi dan politik, Yusran Aspar sangat matang. Satu contoh sederhana, di dalam masa jabatannya sebagai Bupati PPU pertama periode 2003-2008, ia berhasil membawa Kabupaten PPU menjadi wilayah yang mampu berkembang dan mendapatkan berbagai penghargaan baik secara lokal hingga nasional.
Pada tahun 2006 dalam kepemimpinannya, telah memenangkan dua kategori sekaligus dalam Otonomi Award. Kategori pelayanan publik dan juga kategori pengelolaan sumber daya alam migas. Kemudian pada tahun 2007 PPU kembali mendapatkan Satya Lencana Pembangunan bidang Pertanian. Di tahun yang sama juga memperoleh penghargaan Presiden RI, kategori pelayanan publik dalam bidang kesehatan.
Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI) juga memberikan anugerah Parti Award kepada PPU dengan kategori dedikasi, komitmen, dan kepedulian terhadap pembangunan ketransmigrasian di tahun 2007. Kemudian di tahun 2008, Kabupaten yang dipimpin oleh Yusran Aspar ini kembali berhasil meraih penghargaan nomor satu se Indonesia dari Kementerian Perumahan Rakyat atau Bapertarum-PNS.
Sederetan prestasi tingkat nasional kembali ia torehkan saat kembali memimpin Kabupaten PPU sebagai bupati periode 2013-2018. Program terdekat sekarang ini adalah persiapan peralihan teknologi pengelolaan sumur-sumur minyak dan gas (migas) yang segera ditinggalkan Chevron Indonesia Company yang tidak memperpanjang masa kontraknya di Blok East Kalimantan setelah habis masa kontrak pada 28 Oktober 2018 mendatang.
Dirinya berharap ke depan, pemerintah tetap melibatkan Pemda seperti pengelolaan Migas bekas VICO dengan pola Coast And Fee. Saat ini pihaknya juga sedang membentuk tim advokasi dan minta para ahli untuk menyusun business plan untuk menangani sumur-sumur migas yang bakal diwarisi Chevron yang terminalnya berada di Lawe-lawe, Kecamatan Penajam, sebanyak sembilan sumur.
“Dalam pertemuan dengan pihak Chevron belum lama ini, dijelaskan bahwa ada sembilan sumur lepas pantai yang bakal ditinggalkan dan berharap kita yang akan mengelolanya,” kata Yusran Aspar beberapa waktu lalu.
Bagi Pemda PPU, sembilan sumur lepas pantai yang belum dieksplorasi itu sangat besar dan direncanakan dikelola dengan insvestor. Dalam kaitan ini, Pemkab PPU hanya sebagai operator sekaligus regulator yang melibatkan pihak kedua.
“Terkait pengelolaan ini kita juga telah melakukan kerjasama dengan Kabupaten Siak Provinsi Riau. Pengelolaan sumur-sumur migas ini ke depan tentu sangat membantu peningkatan bagi pembangunan daerah, karena penghasilan sumur-sumur tersebut sangat besar seperti yang telah dirasakan oleh Kabupaten Siak sebagai contoh kita,” bebernya.
Dikatakan Yusran, bahwa pemerintah daerah juga sudah ada kata sepakat dan tetap mempertahankan PT Benuo Taka serta tetap meminta kepada pemerintah pusat bahwa saham prioritas yang terbesar diminta mayoritas, karena daerah memang sanggup dan tentunya daerah juga sudah mempersiapkan masa transisi ini dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Kabupaten PPU. Ke depan, lanjut Yusran, tentunya PPU akan melakukan pembenahan terhadap PT Benuo Taka yang disiapkan untuk mengelolah lapangan eks Cvevron tersebut.
“Selama ini daerah kita kaya akan sumber gas yang dimiliki. Namun faktanya kekayaan itu hingga kini tidak dapat kita nikmati. Sekian puluh tahun di sana ada ketidak adilan yang diberikan oleh pusat kepada daerah,” kata Yusran. (adv/humas-ppu/suburpriono/hr/bersambung)
Discussion about this post