KALAMANTHANA, Samarinda – Borneo FC menendang Pelatih Dragan Djukanovic. Betulkah karena hasil kurang memuaskan? Berada di papan tengah bukanlah prestasi yang buruk bagi Pesut Etam.
Direktur Utama Nasuham Pratama yang membawahi Borneo FC, Syadli Awad, dihubungi dari Samarinda, Jumat (15/7/2017), mengatakan pemutusan kontrak pelatih asal Montenegro tersebut telah dilakukan pada Kamis (13/7).
Sebagai gantinya, lanjut Syadli, manajemen menunjuk Ricky Nelson untuk mendampingi Ponaryo Astaman dan kawan-kawan, melanjutkan sisa kompetisi.
“Kami telah memutus kontrak Dragan sebagai pelatih kepala, dan kemudian tim bakal dipegang caretaker dan kami telah menunjuk Ricky Nelson mengisi posisi tersebut. Dia juga sudah sepakat,” katanya.
Sampai 13 pekan menakhodai Borneo FC, Djukanovic mencatatkan enam kemenangan, dua hasil imbang dan enam kali kalah. Tim kebanggaan masyarakat Samarinda itu mengemas 21 gol dan kemasukkan 18 gol.
Meski mampu meraih 2 poin memetik skor imbang saat bertanding di Bogor dan Bandung, enam laga lainnya harus diakhiri dengan kekalahan.
“Keputusan ini sudah resmi dari tadi malam dan sejak lawan Persija Jakarta nanti, Ricky Nelson yang dipercaya untuk dampingi tim,” kata Awad.
Betulkah Djukanovic kurang memuaskan? Alasan ini layak dipertanyakan. Betul, sejak awal Borneo FC memasang target manggung di Asia. Tapi, siapapun tahu, target tersebut terlalu ambisius untuk klub dengan tradisi yang belum lama serta diperkuat pemain-pemain medioker saja.
Alasan memecat Djukanovic karena prestasi tak memuaskan tentu saja masih bisa diperdebatkan. Pasalnya, Djukanovic pada beberapa sisi mampu menghadirkan prestasi hebat buat Borneo FC. Pesut Etam menjadi satu dari dua klub dengan rekor sempurna, 100 persen, dalam laga kandang. Mereka memenangkan seluruh enam laga di Stadion Segiri Samarinda dengan hanya kebobolan satu gol.
Lebih lucu lagi, pemecatan terhadap Djukanovic justru terjadi saat Borneo FC memenangkan laga bergengsi, Derby Mahakam menghadapi Mitra Kukar. Borneo FC memenangkan pertandingan tersebut 1-0. Nyaris tak ada pelatih di dunia yang dipecat beberapa hari setelah membawa klubnya meraih kemenangan, apalagi kemenangan itu diraih dalam laga derby. (ik)
Discussion about this post