KALAMANTHANA, Muara Teweh – Tidak signifikan. Hanya seribu perak. Tapi, kenaikan harga karet di pedalaman Sungai Barito, Kabupaten Barito Utara, dari sebelumnya Rp5.000 perkilogramnya, tetap disambut warga.
“Adanya kenaikan harga ini membuat para petani karet gembira. Alhamdulillah kenaikan harga ini sebagai bentuk peningkatan ekonomi masyarakat,” kata Usman, warga Desa Pendreh, Minggu (16/7/2016).
Ditambahkannya, kenaikan harga karet ini cukup merata di daerah pedalaman Barut. Mereka pun tak perlu repot karena para pengepul atau tengkulak yang mendatangi para petani karet ke kebun untuk membeli.
Menurutnya, fluktuasi harga karet di daerah ini bisa juga karena ulah para tengkulak yang menguasai petani. Sebab para petani sendiri tidak ada memiliki patokan harga dari pabrik. Di samping itu, karena mendesaknya kebutuhan ekonomi, maka tidak ada cara lain selain menjual ke pengepul.
“Para petani di daerah ini masih tergantung pada para tengkulak karena sampai sekarang belum ada pabrik karet yang berdiri untuk melayani penjualan hasil sadapan masyarakat. Padahal, hasil produksi karet masyarakat cukup lumayan. Inilah yang menjadi kendala pada petani hingga saat ini,” terangnya. (atr)
Discussion about this post