KALAMANTHANA, Banjarmasin – Sebanyak 4 ribuan PTN/PTS se Indonesia akan membuat kesepakatan untuk melawan terorisme dan radikalisme yang masuk melalui kampus. Kesepakatan itu dalam bentuk rumusan aksi kebangsaan melawan radikalisme.
Anggota Steering Committe (SC) Kebangsaan Kalimantan Selatan, Dr Murakhman Sayuti Enggok mengatakan, aksi kebangsaan akan dirumuskan bersama-sama dengan Presiden RI, Joko Widodo. ”Rencana pertemuan seluruh perguruan tinggi ini dilaksanakan di Bali tanggal 24 September mendatang. Seperti apa konsepnya, nanti dideklarasikan oleh seluruh perguruan tinggi di sana,” kata pria yang juga Ketua STIA Bina Banua Banjarmasin ini, Kamis (7/9/2017).
Menurut Murakhman, gagasan kesepakatan seluruh perguruan tinggi melawan radikalisme ini muncul karena ada temuan dosen yang mengajarkan paham tersebut. Seperti di Jawa ditemukan ada dosen yang justru mempengaruhi mahasiswa untuk terlibat radikalisme. Makanya pencegahan ini harus dimulai dari kampus.
Jika tidak dibendung melalui gerakan di kampus, lanjutnya, maka bahaya radikalisme sangat mengancam semangat kebangsaan Indonesia. Murakhman yang bakal menjadi salah satu perumus dari Kalsel untuk kesepakatan itu menyebutkan, kegiatan yang dilaksanakan tidak ada unsur kepentingan. Namun hanya semangat kebangsaan untuk melawan radikalisme secara bersama-sama.
Selain Murakhman, beberapa tokoh perguruan tinggi Kalsel seperti Dr Hadin Muhjad dan Husnul Maad M Kom juga terlibat dalam SC tersebut. Jika ditotal tercatat 11 perguruan tinggi di Kalimantan Selatan ikut serta. Yakni Akademi Maritim Nusantara, Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Selatan, STIA Bina Banua, ATPN Banjarbaru, Akparnas Banjarmasin, STIENAS Banjarmasin, STMIK Indonesia, Asmi Citra Nusantara, Universitas NU Kalsel, Politeknik Batulicin, dan Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran.
Sebab, tak bisa dipungkiri, paham-paham radikalisme bisa masuk melalui organisasi kemahasiswaan. Sebab di organisasi itu akan terjadi interaksi dan pergaulan, karena beberapa organisasi giat melakukan pengkaderan secara terus- menerus.
Tetapi SC ini tidak diikuti perguruan tinggi besar, seperti Universitas Lambung Mangkurat, UIN Antasari, Uniska Banjarmasin atau Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Semangat kebangsaan ini sepertinya hanya digerakkan kampus-kampus kecil. Padahal efek di kampus besar sangat cukup luas. (mki)
Discussion about this post