KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sekretaris Komisi II DPRD Barito Utara, Kalimantan Tengah, Jamilah, mengatakan pembudidayaan bawang merah mempunyai prospek sangat baik untuk dikembangkan di daerah ini. Dalam waktu singkat, puluhan ton bawang merah dihasilkan petani dan bisa menjadi opsi bagi para petani.
Menurut Jamilah, berdasarkan hasil kunjungan kerja dalam daerah DPRD Barut, tercatat sebanyak tujuh kecamatan berhasil dan meraih nilai ekonomis dari tanaman yang berumur hanya 55 hari itu. Di balik keberhasilan itu, para petani masih memerlukan penanganan khusus seputar modal dan peralatan.
“Saya mengapresiasi budidaya bawang merah karena prospeknya sangat baik. Usaha itu memerlukan modal yang tidak terlalu besar, namun untung yang diperoleh lumayan. Lebih penting lagi bisa mengurangi angka pengangguran sekaligus mengembangkan ekonomi masyarakat Barut,” ujar legislator asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kabupaten Barut Setia Budi mengatakan, instansinya mulai mengembangkan budidaya bawang merah sejak 2017 dan berhasil memanen sekitar 10 ton. Bertani bawang merah cukup menguntungkan karena dengan modal satu kg bibit, petani bisa menghasilkan enam kg dengan waktu panen hanya 55 hari. Jika satu hektare lahan ditanam 20 kg diperoleh hasil sekitar 120 kg.
Begitu pula, sambung Budi, harga jual bawang merah mencapai Rp20 ribu per kg. Artinya dalam sebulan petani bisa menghasilkan sekitar Rp2,4 juta. Logikanya kalau petani menanam lebih banyak, maka tentu hasil yang didapatkan semakin banyak. “Ke depan, dinas akan terus mengembangkan budidaya bawang merah dengan sasaran pesisir Sungai Barito, karena selama ini lokasinya jauh dari daerah aliran sungai,” katanya. (mel)
Discussion about this post