KALAMANTHANA, Sampit – Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Jhon Krisli menyarankan kepada pemerintah daerah supaya membangun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang perkebunan kepala sawit untuk membangun pabrik CPO.
BUMD Sawit ini dianggap penting agar semua hasil kebun sawit milik para petani di Kotawaringin Timur bisa dibeli dengan hrga yang lebih tinggi. Selain itu, mereka pun bisa dengan mudah menjualnya. Selama ini petani menujual tandan buah segar(TBS) kepada perusahan terdekat sehingga ketika perushaan itu mengalami panen raya, perusahaan hanya membeli dengan harga yang rendah karena alasan buah menumpuk dan lain sebagainya.
“Hal seperti itulah yang terjadi selama ini di Kotim. Kalau hanya dibeli Rp500/kg itu terlalu murah, belum lagi harga pupuk dn perwatan. Ahirnya petani kita tidak bisa berkembang,” ujar Jhon yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Petani Indonesia (HTI) Cabang Kotawaringin Timur tersebut.
Sekarang masyarakat lagi berubah trennya untuk berkebun ke kelapa sawit. Harus dipikirkan bagaimana pemasarannya ke depan. Apakah ada jaminan setiap pabrik kelapa sawit (PKS) di Kotim ini bisa menampung.
Menurutnta langkah yang cocok dilakukan untuk mewujudkan hal ini pemerintah daerah harus menggandeng investor untuk bisa berinvestasi dalam industri hilir, yakni pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit di Kotim sehingga buah sawit petani lokal ini bisa ditampung oleh perusahaan daerah saja.
“Contoh di Sumatera itu banyak pabrik yang tidak punya kebun, mereka bekerja sama dengan masyakat yang punya kebun atau lahan kosong,” kata Jhon.
Dirinya juga mengatakan, dengan membangun pabrik kelapa sawit, maka akan menyelamatkan petani lokal dan sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah.
Pabrik PKS itu nantinya dapat membantu petani lokal untuk menjual hasil panen kebun sawit secara mudah, tidak seperti terjadi sekarang.
Pemerintah daerah tidak perlu takut gagal untuk mewujudkan hal ini. Jika belum mampu mandiri, BUMD sawit itu nanti bisa bekerja sama dengan pihak ketiga.
“Kemarin Ketua Asosiasi Petani Sawit di Kotim sudah sepakat, bahkan saat ini data yang mereka pegang kalau untuk membangun kapasitas 50 ton perhari itu jauh lebih dari cukup. Sebab satu kepala keluarga saja ada yang memiliki lahan 5 sampai ratusan hektare. Ini adalah pelung bersar untuk PAD jika kita bisa bangun BUMD dan masyarakat juga tidak dipermainkan lagi harganya oleh perusahaan swasta.” ungkap Jhon. (zig)
Discussion about this post