KALAMANTHANA, Muara Teweh – Rupanya Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, ingin sejajar dengan daerah lain. Salah satunya berupa pelayanan listrik. Bupati Barut Nadalsyah segera mengusulkan jalur khusus ke PLN pusat, supaya listrik di daerah ini bebas dari ‘penyakit’ byar-pet alias padam-hidup secara mendadak.
Langkah ini merupakan respon terhadap pemadaman bergilir yang sering terjadi di Kabupaten Barut selama beberapa bulan terakhir. Nadalsyah meminta PLN pusat memberikan perhatian kepada Kabupaten Barut selaku produsen listrik. “Kami segera mengusulkan Kabupaten Barut dapat diberikan jalur khusus, sehingga saat penguatan jaringan interkoneksi tidak mengalami pemadaman listrik,” ujarnya di Muara Teweh, Kamis (11/10/2018).
Produksi listrik yang dihasilkan Kabupaten Barut berada di Desa Karendan, Kecamatan Lahei melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Bangkanai. PLTG ini merupakan salah satu penghasil gas di Provinsi Kalteng yang digunakan sebagai penyookong daya sistem interkoneksi tiga provinsi di Kalimantan.
Nadalsyah mengharapkan dukungan dari seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Barut, agar usulan jaringan khusus bisa disetujui ke PLN pusat. Di samping itu, mendorong PLN memprioritaskan pembangunan jaringan instalasi listrik di daerah ini, sehingga semua desa bisa menikmati listrik 24 jam.
Menurut Nadalsyah, Pemkab Barut terus mendukung dan menyosialisasikan tidak ada ganti rugi lahan dan tanam tumbuh, pada lokasi yang akan dilalui jalur tiang listrik SUTET (Saluran Udara Tekanan Ekstra Tinggi). “Tujuannya agar masyarakat tidak minta biaya ganti rugi,” ucapnya.
Kini sistem kelistrikan di wilayah Barut terinterkoneksi dalam sistem jaringan kelistrikan Kalimantan Selatan – Kalimantan Tengah – Kalimantan Timur (Kalseltengtim). PT PLN Area Pengaturan Distribusi (APD) Banjarbaru, Ranting Muara Teweh melakukan pengoptimalan jaringan kelistrikan interkoneksi tersebut, sehingga setiap Sabtu dan Minggu terjadi pemadaman listrik.(mel)
Discussion about this post