KALAMANTHANA, Jakarta – Dugaan suap yang membawa empat anggota Komisi B DPRD Kalimantan Tengah kini berbaju oranye disebut-sebut berawal dari temuan izin perkebunan sawit PT BAP yang dilaporkan masih bermasalah. Skenario “penyelamatan” pun dirancang sebelum rontok saat OTT KPK.
Wakil Ketua KPK, Laode Syarif menyebutkan, beberapa kali pertemuan terjadi antara pihak PT BAP dan Komisi B DPRD Kalteng. Pertemuan itu membahas sejumlah hal, termasuk soal izin HGU PT BAP yang kerap dilaporkan warga.
“Dari beberapa kali pertemuan antara pihak PT BAP dan Komisi B DPRD Kalteng, dibicarakan sejumlah hal, yaitu pihak DPRD akan membuat press release terkait HGU PT BAP di media. Pihak PT BAP meminta DPRD menyampaikan ke media bahwa tidak benar PT BAP tidak memiliki izin HGU, namun proses perizinan tersebut sedang berjalan,” papar Syarief.
DPRD, menurut Syarief, sebelumnya menerima laporan masyarakat terkait pembuangan limbah pengolahan sawit di Danau Sembuluh di Seruyan, Kalteng. Laporan tersebut ditindaklanjuti DPRD dengan melakukan kunjungan dan pertemuan dengan pihak PT BAP.
“Dalam pertemuan tersebut kemudian anggota DPRD Kalteng mengetahui bahwa diduga PT BAP yang menguasai lahan sawit, namun sejumlah perizinan diduga bermasalah, yaitu hak guna usaha, izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH), dan jaminan pencadangan wilayah karena diduga lahan sawi tersebut berada di kawasan hutan,” terang Syarief.
Sayangnya, press release tersebut urung terjadi. Sebelum dilangsungkan, empat anggota DPRD Kalteng itu digaruk KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan. Uang yang diduga sebagai suap diamankan sebesar Rp240 juta. Tidak diketahui, apakah uang Rp240 juta itu sekali-kalinya terjadi atau pernah terjadi penyerahan sebelumnya.
Sebelum waktu pemeriksaan 1×24 jam habis, penyidik KPK pun menetapkan keempatnya sebagai tersangka. Mereka yakni Ketua Komisi B Borak Milton, Wakil Ketua Komisi B Punding LH Bangkan, anggota Komisi B Edy Rosada dan Arisavanah.
“KPK meningkatkan status penanganan perkara ke penyidikan serta menetapkan tujuh orang tersangka,” ujar Laode di Jakarta. Tiga tersangka lainnya adalah penyuap dari PT BAP. (ik)
Discussion about this post