KALAMANTHANA, Muara Teweh – Imbauan Dinas Kesehatan Kabupaten Barrito Utara, Kalimantan Tengah tentang bahaya demam berdarah dengue (DBD) menemukan pembenaran. Selama November 2018 saja, 31 warga termasuk seorang dokter spesialis di RSUD Muara Teweh terpaksa harus dirawat inap.
Direktur RSUD Muara Teweh drg Dwi Agus Setijowati, membenarkan pihaknya sedang merawat para pasien DBD. “Data lengkapnya ada pada bidang rekam medik di RSUD. Beberapa pasien termasuk dokter Artawan positif terkena DBD, beliau opname sejak hari Minggu” ujarnya kepada KALAMANTHANA, Rabu (28/11/2018).
DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus yang hidup di wilayah tropis dan sub tropis. Korban DBD menderita demam yang disebut sebagai “breakbone fever” atau “bonebreak fever” (demam sendi).
Humas RSUD Muara Teweh, Agus Redha, menjelaskan per November 2018 ada 31 kasus DBD yang ditangani RSUD Muara Teweh. Terdiri dari pasien anak 28 orang dan pasien dewasa tiga orang. Para pasien berasal dari Muara Inu (Kecamatan Lahei), Jalan Mangkusari, Jalan Padat Karya, Jalan Panti Ajar, dan Jalan dekat Lapas (Muara Teweh), bahkan ada yang berasal dari Penda Asem (Barito Selatan).
Para pasien dewasa dirawat di ruang VIP, Lantai IV, RSUD. Masalah ini telah dilaporkan pihak RSUD kepada dinas kesehatan Barut dan Provinsi Kalteng melalui laporan RL 2A dan 2 B. “Kami beralamat di jalan dekat lapas. Sekitar tempat tinggal kami, tiga orang yang terkena DBD,” kata orang tua salah satu pasien DBD dewasa penghuni ruang VIP kepada wartawan, di Muara Teweh.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Barut, Siswandoyo, mengatakan hampir sepanjang tahun terjadi kasus DBD di Barut, ini istilahnya endemis. Tetapi untuk peningkatan kasus apalagi KLB tidak ada. Memasuki musim pancaroba, semua pihak harus waspada. “Saat pancaroba, induk-induk nyamuk akan semakin banyak. Tetapi belum ada peningkatan kasus. Ini sebutannya endemis, setiap bulan ada kasus. Kalau kategori KLB, terjadi peningkatan kasus dua kali lipat atau dari tidak ada kasus menjadi ada,” paparnya kepada media.(mel)
Discussion about this post