KALAMANTHANA, Palangka Raya – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Yomin Tofri mengatakan, secara spesifik, daging ayam ras merupakan komoditas utama pemicu terjadinya inflasi baik di Palangka Raya sebesar 0,14 persen dan di Sampit sebesar 0,34 persen.
Beberapa komoditas utama pemicu inflasi di Palangka Raya yaitu sate sebesar 0,14 persen, ikan layang 0,07 persen dan soto 0,05 persen. Sedangkan pemicu inflasi di Sampit berasal dari bawang merah 0,10 persen dan beras 0,05 persen.
“Sementara itu, jasa angkutan udara dan komoditas bensin memiliki potensi cukup tinggi terhadap terjadinya deflasi di kedua kota. Andil jasa angkutan udara terhadap potensi deflasi di Sampit 0,25 persen, lebih tinggi dibandingkan di Palangka Raya 0,07 persen,”kata Yomin di Palangka Raya, Jumat (1/2/2019).
Menurut Yomin, meskipun terjadi inflasi di Palangka Raya dan Sampit selama Januari 2019, namun tidak setinggi sebagaimana akhir 2018. Hal ini disebabkan oleh tingkat harga yang mulai stabil, pasca lonjakan harga selama hari raya keagamaan dan musim libur sekolah.
Inflasi Januari 2019 di Palangka Raya 0,46 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi Januari 2018 sebesar 0,31 persen. Sedangkan inflasi Januari 2019 di Sampit 0,34 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi Januari 2018, 0,69 persen.
Selama Januari 2019, inflasi terjadi di seluruh kota IHK di wilayah Kalimantan. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Singkawang 1,19 persen dan inflasi terendah terjadi di Sampit 0,34 persen.
Sementara itu, indeks harga yang cukup tinggi terjadi di Tarakan 148,82 dan Pontianak 146,38. Tetapi indeks harga di Palangka Raya 132,48 masih merupakan yang paling rendah dibandingkan kota lainnya. (tva)
Discussion about this post