KALAMANTHANA, Muara Teweh – Anggota DPRD Kabupaten Barito Utara, Purman Jaya (PKB) punya jawaban terhadap banyaknya truk atau jenis angkutan lain yang memilih lewat jalur dalam kota daripada jalan lingkar kota. Alasannya, jalan tersebut belum siap dan nyaman bagi angkutan barang.
Menurut pria yang akrab disapa Haji Gogo ini, salah satu ketidaknyamanan melewati jalan lingkar kota, karena masih banyak tanjakan tinggi dan belum semua ruas jalan diaspal. Truk bertonase besar dan bermuatan berat sulit mendaki tanjakan dengan kondisi jalan berupa pengerasan.
Akibatnya para pengemudi truk maupun angkutan lain yang hendak menuju ke wilayah Murung Raya atau wilayah di luar Muara Teweh lebih memilih jalan dalam kota Muara Teweh, dari pada harus melintasi jalan lingkar kota. Dari sis jarak pun, jauh lebih dekat hanya sekitar dua km dari Jembatan KH Hasan Basri menuju Bundaran Patung. Sedangkan melalui jalan lingkar kota jarak tempuh di atas lima km.
“Itu faktor yang membuat para pengemudi lebih memilih melintas di dalam kota dibanding menggunakan jalur lingkar kota. Juga belum ada aturan bagi angkutan barang tidak boleh melintas di dalam kota. Pemangku kepentingan perlu memikirkan solusi, termasuk mengaspal jalan tembus ke km 7, arah Puruk Cahu,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (9/5/2019).
Ia kembali mengingatkan, tujuan awal pembukaan jalan lingkar kota ini untuk efisiensi dan kenyamanan arus transportasi di dalam kota Muara Teweh. Kendaraan-kendaraan besar dapat melintasi jalan lingkar kota, sehingga lalu lintas di dalam kota tidak semrawut dan terganggu.(mel)
Discussion about this post