KALAMANTHANA, Penajam – Meski terjadi penurunan pada jumlah kuota Program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) di tahun 2019, namun diakui Badan Pertanahan Nasional (BPN) Penajam Paser Utara (PPU) untuk tahun ini terbilang sulit untuk memenuhi target.
Pasalnya dari jumlah kuota tahun ini sebanyak 4.900, dengan terbagi, UMK 300, Nelayan 50, Trasmigrasi 2.180, PTSL Murni 370 dan Partisipasi Masyarakat sebanyak 2000. Persoalan tapal batas wilayah kerap menjadi persoalan, selain kelengkapan administrasi.
“Kalau dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, memang di 2019 ini kuota PTSL kita terbilang menurun. Namun memang tahun ini banyak kendala yang kami jumpai, salah satu persoalan tapal batas lahan milik warga, maupun tapal batas antar kelurahan/desa hingga antar Kabupaten,” ucap Adhan Syahidal, Kepala bidang Hukum BPN PPU, Rabu (22/5/2019).
“Bahkan dibeberpa kasus, setelah kami turun ke lokasi lantaran tapal batas yang tak jelas, beberapa pendaftaran terpaksa kami batalkan,” sambungnya.
Lanjut Adhan Syahidal, namun meski demikian pihaknya tetap optimis mampu memenuhi target kuota sebanyak 4.900 surat tanah di penghujung Juli mendatang.
“Kami tetap optimis tetap memenuhi target kuota, walaupun memang tahun ini terbilang banyak kendala yang kami hadapi,” terangnya.
Pasalnya dibeberkan Adhan Syahidal, dari target jumlah kuota tersebut bukan hanya terbilang pendaftar baru namun ada beberapa yang merupakan berkas pindahan daei program PTSL di tahun sebelumnya yang tak sempat tercover.
Diketahui pada tahun 2017 PPU memperoleh kuota sebanyak 10.500 surat tanah dan di 2018 menurun menjadi 7.500 surat tanan dan tahun ini kembali mengalami penurunan dengan julam kuota 4.900 yang baru menyetuh di wilayah, Babulu Laut, Argo Mulyo, Suko Mulyo, Bukit Subur dan Semoi 2. (hr)
Discussion about this post