KALAMANTHANA, Palangka Raya – Dia layak dijuluki ‘algojo baru Tuah Pahoe’. Tapi, Patrich Wanggai tak bisa membela Kalteng Putra saat menjamu Bhayangkara FC. Apa artinya bagi Laskar Isen Mulang?
Sejak main kembali di Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Kalteng Putra berbinar. Mereka melalap seluruh dua laga dengan kemenangan. Menang 2-0 atas Semen Padang dan 4-2 atas Arema FC.
Patrich Wanggai menjadi bintang. Separuh dari enam gol di Tuah Pahoe itu lahir dari aksinya. Satu gol dia jaringkan ke gawang Semen Padang, dua lainnya ke gawang Arema FC.
Tapi, saat menjamu Bhayangkara FC, laga kandang ketiga Kalteng Putra di Tuah Pahoe, Minggu (25/8/2019), Patrich Wanggai harus menepi. Dia harus menjalani sanksi skorsing.
Kartu kuning saat dikalahkan Persija Jakarta membuat mantan striker Persib Bandung itu menjalani sanksi skorsing. Itu kartu kuning keempatnya musim ini. Tiga lainnya didapatkan pada laga perdana di kandang PSIS Semarang, ketika menjamu Perseru Badak Lampung, dan saat dikalahkan Persib Bandung.
Patrich Wanggai adalah mesin gol andalan Kalteng Putra musim ini. Lima gol dijaringkannya. Dua lebih banyak dibanding Ferinando Pahabol. Tiga gol lebih unggul dibanding skuat asing Diogo Campos dan Hedipo Conceicao.
Pelatih Kalteng Putra, Gomes de Oliviera menyebutkan dirinya sudah menyiapkan sejumlah pemain untuk mengisi posisi Patrich Wanggai. Bisa saja dia memainkan Michael Rumere, Elton Maran, atau Antoni Putro Nugroho. Di antara mereka, hanya Antoni yang sudah pernah mencetak gol.
Ketiga pemain tersebut dianggap mampu berperan sebagai penyerang dan menjadi mesin gol bagi tim Laskar Isen Mulang, julukan Kalteng Putra, untuk meraih kemenangan di laga kandang ini.
“Anak-anak menerapkan permainan menekan untuk meraih poin di kandang sendiri. Apalagi tampil di hadapan pendukung sendiri tentunya semangat permainan akan muncul,” kata Gomes de Oliviera di Palangka Raya, Sabtu (24/8/2019). (ik)
Discussion about this post