KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Pemerintah Kabupaten Barito Timur melakukan kaji banding tata cara seleksi aparat desa dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, 3-4 Oktober 2019.
“Kunjungan ini juga diikuti oleh Asisten I, Kabag Pemerintahan, Perwakilan Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) dan perwakilan 10 kecamatan di Barito Timur,” kata Eskop yang dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (4/10/2019).
Menurutnya, penghasilan tetap aparat desa tahun 2020 akan disesuaikan dengan Upah Minimal Kabupaten atau Upah Minimum Regional bersumber dari Alokasi Dana Desa sehingga akan menjadi peluang kerja yang menjanjikan bagi pencari kerja. Pemerintah daerah memprediksi akan banyak pencari kerja yang berminat mengikuti seleksi penerimaan aparatur desa di Bartim yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2019 atau paling lambat awal tahun 2020.
Di sisi yang lain, menurut Eskop, Pemkab Bartim ingin proses seleksi aparat desa tersebut dapat berjalan efisien, transparan, akuntabel dan tidak dapat diintervensi sehingga seleksi penerimaan akan menggunakan sistem CAT, yakni suatu metode seleksi dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar.
“Yang sudah melaksanakan (penerimaan aparat desa) dengan sistem CAT yakni Kabupaten Kudus, sehingga kami ditugaskan Bupati untuk melakukan kaji banding dengan daerah yang sistemnya lebih maju agar kita dapat terapkan di Bartim,” imbuh Eskop.
Lanjutnya, kegiatan tersebut hanya untuk penyempurnaan persiapan pembukaan seleksi aparat desa karena saat ini Bartim sudah memiliki peraturan daerah, peraturan bupati, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang mengatur itu.
“Jadi yang perlu kita sempurnakan nanti penggunaan aplikasi CAT-nya dan kerja sama dengan pengelola server dan instansi yang memiliki perangkat komputer yang banyak untuk melakukan tes,” kata Eskop.
Jika penerimaan jadi dilaksanakan November 2019, maka ada 101 desa di Barito Timur yang akan membuka penerimaan aparatur desa.
“Setiap desa minimal kita terima dua orang, jadi paling sedikit akan ada 202 aparatur desa yang diterima,” pungkas Eskop.(tin)
Discussion about this post