KALAMANTHANA, Pontianak – Kenapa Pontianak jadi tujuan studi banding banyak daerah? Kata Wali Kota Sutarmidji, karena Pontianak banyak prestasi dan inovasi dalam pelayanan publik. “Daerah lain baru menggelar Festival APBD, kami sudah lima atau enam tahun lalu melakukan hal serupa,” katanya.
Sutarmidji, Rabu (1/6/2016), menerima studi banding dari peserta pendidikan dan latihan kepemimpinan III Lembaga Administrasi Negara RI. Kepada tamunya, Wali Kota Pontianak itu menyatakan berbagai prestasi yang diraih dan banyaknya inovasi yang diciptakan, menjadikan Pontianak sebagai tujuan studi banding daerah lain maupun peserta diklat.
Sutarmidji menyambut baik kunjungan dari peserta Diklatpim III LAN RI yang berjumlah 20 orang itu untuk melakukan studi lapangan di Pontianak. Karenanya, ia secara terbuka menyampaikan informasi terkait apa yang telah dilakukan Pemkot Pontianak dalam rangka perbaikan tata kelola pemerintahan umumnya dan khususnya perbaikan tata kelola negara supaya lebih maju.
Ia berharap dari informasi yang disampaikannya bisa disinergikan dengan yang sudah dilakukan di kementerian maupun daerah masing-masing.
Keterbukaan informasi publik dinilainya sebagai hal yang penting bagi kemajuan suatu daerah. Hal itu sudah sejak lama dilakukan jajaran Pemkot Pontianak, salah satunya dengan menggelar bedah APBD secara terbuka yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya sebelum dibahas di tataran legislatif.
“Kalau daerah lainnya baru-baru ini ada yang menggelar Festival APBD, Pemkot Pontianak sejak lima atau enam tahun lalu sudah melakukan hal serupa dengan menggelar bedah APBD yang melibatkan masyarakat, stakeholder, akademisi dan pihak-pihak lainnya,” ujarnya.
Tidak hanya sampai di situ, menurut dia, keterbukaan informasi publik juga diterapkan Pemkot terkait dana bantuan sosial, yakni mengumumkan data-data penerima Bansos setiap tahunnya di media cetak atau surat kabar.
Ia menambahkan, Presiden RI, Joko Widodo memberikan perhatian serius terkait pelayanan perizinan terutama percepatan proses penerbitan perizinan. Dari sisi layanan publik, terutama layanan perizinan di Kota Pontianak, wali kota dua periode itu mengklaim layanan tersebut sudah sangat maksimal.
Untuk proses perizinan, pihaknya tidak lagi berbicara berapa hari lama pemrosesan suatu izin, tetapi lebih pada berapa jam waktu proses perizinan, katanya.
Sementara itu, Pimpinan Rombongan dari Pusdiklat LAN RI, Yusuf Gunawan mengatakan, dipilihnya Pontianak sebagai “best practice” karena prestasi yang telah banyak diraih Pemkot Pontianak. Selain itu, inovasi-inovasi yang dicetak Pontianak sangat update dan relevan dengan inovasi yang akan dikembangkan peserta diklat.
“Jadi ketika Pontianak mendapat penghargaan terbaik dalam pelayanan publik, inilah yang nanti bisa menjadikan sebuah inspirasi bagi peserta diklat untuk melakukan inovasi di tempatnya masing-masing,” ujarnya. (ant/akm)
Discussion about this post