KALAMANTHANA, Muara Teweh – Status siaga bencana di Kabupaten Barito Utara sudah dicabut. Tetapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama TNI dan Polri selalu mewaspadai dan memantau banjir di lima kecamatan.
Kepala BPBD Kabupaten Barut Gazali Montallatua didampingi Kasi Logistik dan kedaruratan BPBD Riizali Hadi, Rabu (4/3/2020), mengatakan status siaga bencana memang sudah dicabut, tetapi kesiapsiagaan BPBD bersama TNI, Polri, dan unsur pendukung lainnya tetap tinggi.
“Sebab bencana tidak kenal kompromi. Musim kemarau tiba-tiba banjir. Musim hujan mendadak terjadi karhutla. Kesiapsiagaan tetap tinggi, karena untuk TNI dan Polri sudah ada perintah dan komando dari Mabes,” tukas Gazali.
Gazali menambahkan, kesiapsiagaan BPBD berlaku 24 jam dalam bentuk menjaga, mengantisipasi, dan menanggulangi baik pra, saat, dan pasca bencana.
Wilayah rawan bencana banjir, sebut Gazali, terpetakan pada lima kecamatan, yaitu Montallat, Gunung Timang, Teweh Timur, Lahei, dan Lahei Barat. Apalagi secara turun-temurun, warga juga bermukim di daerah pinggir sungai, sehingga saat anak-anak dan cucu-cucu Sungai Barito meluap terjadi banjir.
Peralatan standar yang tetap disiagakan mengantisipasi banjir, antara lain perahu karet, tenda pengungsi, dan peralatan dapur umum. Personil tagana, relawan, dan pihak terkait lainnya juga berada di bawah koordinasi BPBD Barut. “Kita memikirkan urgensi adanya rumah atau tempat untuk para pengungsi. Bisa diusulkan berupa rumah betang di wilayah rawan banjir,” ucap Gazali.(mel)
Discussion about this post