KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Warga Desa Anjir, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, kembali mempertanyakan data penerima bantuan sosial tunai (BST) terdampak Covid 19 yang diusulkan pemerintah desa.
Mereka menganggap data yang diusulkan itu tidak beres karena ada sejumlah nama warga yang telah meninggal masuk daftar sebagai penerima BTS.
“Kada beres. Banyak yang masih hidup yang lebih berhak menerima bantuan. Kenapa yang sudah meninggal dipilih,” ucap salah satu warga Desa Anjir yang enggan disebutkan namanya.
Bukan kali ini saja bantuan sosial bersoal di Desa Anjir. Sebelumnya, warga juga merasa data masyarakat miskin atau pekerja rentan terdampak Covid-19 yang rencananya menjadi penerima bantuan dianggap misterius.
Pasalnya, saat melaksanakan rapat musyawarah desa validasi dan penetepan calon peneriman bantuan yang digelar pemerintah desa belum lama ini, data tersebut tidak ditampilkan.
Baca Juga: BPD dan Kepala Desa Anjir Saling Bantah soal Data Bansos yang Dituding Misterius
“Saat rapat penetapan data kemarin, kami tidak diperlihatkan data calon penerimanya, tapi kami diminta sepakat. Jadi kami bingung,” kata Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Anjir, Pulang Pisau,Melky.
Menurut pihaknya, data tersebut seharusnya transparan sehingga pihak BPD dan warga Desa Anjir dapat melihat dan menilai apakah yang bakal menerima tersebut benar-benar berhak.
“Kalau sembunyi-sembunyi seperti ini menimbulkan kecurigaan banyak orang. Apa bantuan itu tepat sasaran atau untuk para kolega saja?” ungkapnya.
Saat itu, Kepala Desa Anjir Pulpis Budung melalui Sekretaris Desa Ambran membantah tudingan dari pihak BPD Desa Anjir dan warga lainnya.
Ia mengaku memang saat rapat perubahan anggaran desa serta musyawarah validasi dan penetapan calon penerima bantuan, pihaknya belum sempat menyajikan data karena keterbatasan waktu. (app)
Discussion about this post