KALAMANTHANA, Muara Teweh – Kematian Rianti, pedagang buah di Jalan Pramuka, Muara Teweh, Barito Utara, meninggalkan duka lara, sekaligus kisah heroik bagi keluarganya. Mengapa?
Berikut penuturan langsung suami almarhumah, Fernando, yang ditemui KALAMANTHANA, Senin (8/6/2020) pukul 14.30 WIB di kios buah tempat kejadian perkara (TKP).
Ia sama sekali tak punya firasat buruk, kala berangkat ke Banjarmasin Senin (1/6) untuk membeli buah. Istrinya pun tak meninggalkan pesan khusus, kecuali mengingatkan Fernando supaya menghitung kembali uang yang dibawa untuk membeli buah.
Baca Juga: Misteri Dua Pisau dalam Kasus Pembacokan Tewaskan Ranti di Muara Teweh
Sebenarnya Fernando hendak berangkat sejak Minggu (31/5), tetapi dibatalkan karena hujan lebat.
Fernando terakhir berkomunikasi via telepon dengan istrinya, Selasa (2/6) malam pukul 21.30 WIB. Ia diberitahu kondisi di Muara Teweh baik dan aman. Itu kabar yang membuat hatinya tentram. Namun tiga jam berselang, petaka itu pun terjadi.
“Istri saya mengorbankan nyawanya. Ia menjadikan dirinya sebagai perisai atau tameng hidup buat anak kami dan keponakan kami, Tasya Novi, supaya keduanya tidak dilukai oleh pelaku,” begitu kata lelaki asal Padang ini, ketika menceritakan kejadian sekaligus memperlihatkan ruangan tempat istrinya diserang oleh pembunuh. (mel)
Discussion about this post