KALAMANTHANA, Sampit – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Bunyamin meminta pemerintah daerah agar penanganan abrasi di pantai Ujung Pandaran harus diprioritaskan.
Hal ini, menurutnya, perlu dilakukan karena di daerah tersebut banyak sekali kekayaan alam dan juga aset daerah yang harus dilestarikan. Dengan begitu, nantinya akan terwujud wisata pantai dengan kualitas alam yang menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi daerah ini.
“Kita ketahui di pantai kebanggaan orang Kotim itu tidak hanya ada aset daerah yang harus dijaga dan dilestarikan, tetapi harus diperhatikan perawatannya dan juga prioritaskan penanganan abarasinya agar tidak hilang aset daerah yang mampu mengangkat penghasilan daerah. Itu harapannya sehingga dibangun proyek destinasi pariwisata yang bernilai puluhan miliar tersebut,” ungkapnya di Sampit, Rabu (23/9/2020).
Bahkan legislator Partai Amanat Nasional ini menegaskan penanganan abrasi di lokasi wiasata Kotim tersebut hendaknya melihat dari daerah yang sudah sukses, bahkan mampu bertahan dari abrasi dan melahirkan hasil bagi daerahnya sendiri seperti contoh di daerah Jawa dan DKI Jakarta yang sudah banyak melakukan penanganan terhadap aset wisata mereka.
“Contoh saja pantai di Jakarta mampu dan lebih baik penanganannya sehingga bernilai dan tidak terkesan asal-asalan. Penanganan maksimal diperlukan agar tidak setiap tahun proyek pemerintah selalu berkutat untuk hal seperti ini saja, karena banyak aspirasi masyarakat yang hingga saat ini kita lihat belum terealisasi salah satunya listrik dan internet,” ungkapnya.
Bahkan salah satu tokoh Dapil III ini menyebutkan dalam hal penanganan abrasi tentunya harus ada mengikuti contoh, misalnya 50 meter menjorok ke laut sudah dipasang pemecah ombak dengan batu belah, sehingga tidak sempat mengenai pasir atau bibir pantai yang ada dan menggerus pasir dan tumbuhan yang ada di bibir pantai itu sendiri.
“Catatan kami abrasi yang terjadi di Pantai Ujung Pandaran Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit cukup parah dan sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Kita lihat kondisi saat ini penanganannya belum cukup efektif sehingga abrasi semakin parah,” tutupnya. (drm)
Discussion about this post