KALAMANTHANA, Muara Teweh – Berita acara kesepakatan perbaikan Jalan Lintas Lahei-Luwe di Kabupaten Barito Utara, melewati proses berliku. Tiga kali rapat digelar, tak ada keputusan signifikan. Jalan tersebut tetap rusak, sehingga muncul riak, karena warga menutup jalan Desa Luwe Hilir sebagai jalan alternatif.
Soal kerusakan dan betapa pentingnya Jalan Lintas Lahei-Luwe tergambar dari pernyataan seorang tokoh berpengaruh di Lahei dan Lahei Barat, Kamaruddin (71). Tokoh yang sering dipanggil Atak Donal menyatakan jalan ini sudah lama rusak. Pihak yang beratensi memperbaiki bisa dihitung dengan jari. “Rusak bertahun-tahun. Kalau ada material okes 150 kubik, saya perbaiki sendiri saja. Jalan ini menjadi urat nadi bagi warga Lahei, Lahei Barat, dan semua perusahaan yang beroperasi di sini,” ujar pria yang terlihat tetap bugar di usia tuanya ini.
Hal senada diutarakan Camat Lahei Barat Adi Suwarman bahwa kondisi jalan lintas kecamatan ini, terutama pada spot sekitar 700 meter dari pertigaan masuk Desa Luwe Hilir sampai ke Jembatan Luwe kurang layak. “Warga yang ke Luwe dan Jangkang lewat jalan ini. Perusahaan pun lewat jalan ini untuk mengangkut keperluan mereka,” ungkap Adi.
Camat Lahei Rusihan juga membeberkan hal yang sama. Bahkan saat dia dan Camat Teweh Selatan bertemu dan melaporkan soal Jalan Lahei-Luwe kepada Bupati Nadalsyah, respon keras datang dari Barut-1.
Rusihan sampai harus meminta waktu kepada bupati untuk mengumpulkan para pemangku kepentingan, sehingga bisa gotong-royong memperbaiki jalan tersebut.
Titik kulminasi dari semua masalah di atas, terjadi pada Senin (11/1/2021). Akhirnya happy ending, berkat campur tangan Kadis PUPR Barito Utara M Iman Topik.
Patut diakui, Topik seorang negosiator ulung sekaligus komunikator andal. Sebagai mantan Camat Lahei (termasuk Lahei Barat saat itu) ia menguasai kondisi wilayah dan sosio-psikis masyarakat setempat.
Dalam waktu dua jam, Topik berhasil mendapatkan komitmen tertulis dari 13 perusahaan yang bersedia memperbaiki jalan tersebut. Straight to the point!
Topik menegaskan, adanya recofusing dana sampai 50 persen menyebabkan anggaran Dinas PUPR terbatas. Kini saatnya perusahaan peduli lewat dana CSR. dinas PUPR tidak terlibat dalam proyek ini, demi menghindari tumpang-tindih, sesuai titah BPK. “Bantu secara gotong-royong. PUPR bisa menyambung pekerjaan yang telah dilakukan investor,” tegas ‘Sesepuh’ STPDN Barito Utara ini.
Tim work Kadis PUPR, Camat Lahei, Camat Lahei Barat, Kades Luwe Hilir, Kades Luwe Hulu dan seluruh pemangku kepentingan dengan restu Bupati Nadalsyah dapat pula diterapkan di wilayah lain,, sehingga gotong-royong nyata adanya. “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,” begitu kata Camat Lahei Rusihan.
Jalan sepanjang 700 meter yang rusak parah bakal segera dikupas, lalu ditimbun, dan dirigid beton. PT Pada Idi dipercaya jadi koordinator pekerjaan ‘keroyokan’ tersebut.(mel).
Discussion about this post