KALAMANTHANA, Muara Teweh – Kerja keras Satuan Reserse Kriminal Polres Bariro Utara mengungkap kasus pembunuhan Nenek Kamriah atau Nini Jiran (78), membuahkan hasil.
Dua tersangka, tak lain cucu kandung korban, H alias Jery (32) dan adiknya, R alias Revi (24), ditangkap saat sedang tidur pulas bin lelap di sebuah rumah, di Camp Tanaiq, Desa Besiq, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Jumat (18/6/2021) sekitar pukul 03.30 WIB.
Jery disergap dalam kamar bersama istrinya. Sedangkan anak tirinya dan sang adik Revi, tidur di kamar terpisah. Semuanya sedang tidur lelap saat Tim Macan Polres Barito Utara dikomandani Ipda Mulianto menyergap dua tersangka tersebut.
Saat ditangkap, Jery tidak mengenakan pakaian. Begitu disuruh berpakaian, dia melawan dan mencoba kabur. “Kita terpaksa lumpuhkan tersangka H dengan tindakan tegas dan terukur,” jelas Mulianto kepada Kalamanthana.id di Muara Teweh, Jumat pagi.
Jika dilihat sepintas, tampak penangkapan Jery dan Revi berjalan mulus. Hanya berselang seminggu, lebih tepatnya sembilan hari, setelah jasad Nenek Kamriah ditemukan di kebun karet, Kelurahan Jingah, dua tersangka pembunuh berhasil dibekuk polisi.
Baca JUga: Sakit Hati, Motif Jery Tega Habisi Nyawa Neneknya Sendiri, Kamriah
Kisah sebenarnya dibalik operasi pengejaran dan penangkapan para tersangka relatif rumit. Bahkan Satreskrim Polres Barito Utara harus lebih dahulu mengeluarkan pengumuman daftar pencarian orang (DPO), tepatnya Jumat (11/6), hanya dua hari setelah penemuan mayat.
Langkah Polres Barito Utara mengeluarkan DPO tergolong berani, mengejutkan, sekaligus riskan. Pasalnya, tersangka bisa saja bersembunyi semakin jauh, karena tahu dirinya jadi target polisi.
Tetapi rupanya Satreskrim punya perhitungan sendiri. Sejak Jery dan Reva tak kelihatan batang hidungnya di Jingah, dua anggota buru sergap sudah turun ke lapangan mengendus dan menguntit kakak-beradik itu.
Sampai masuk informasi bahwa ada warga yang melihat Jery, Revi, serta istri dan anak Jery menumpang truk menuju ke arah Benangin, Kecamatan Teweh Timur, pada Kamis (10/6) atau sehari berselang terjadinya pembunuhan.
Informasi penting ini ditindaklanjuti Unit Tindak Pidana Umum (Tipidum). Anggota yang berada di lapangan dikontak sekaligus crosscek dan konfirmasi informasi. Kali ini dengan melibatkan pula anggota dari Polsek Teweh Timur, wilayah hukum tempat dua tersangka diduga berada.
Ternyata setelah dicek silang, informasi itu sahih, A-1. Keempat orang tersebut terendus mendatangi keluarganya yang berada di Camp Putih. Mereka meminta untuk diantarkan ke Simpang Lampanang, jalan arah menuju Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Saat itu juga, anggota Tim Macan berjumlah sembilan orang, langsung dipimpin Kepala Unit Tipidum Ipda Mulianto terjun ke kancah perburuan. Mereka bergabung dengan dua anggota buser yang duluan berada di lapangan, dua anggota Polsek Teweh Timur, serta diperkuat tujuh personil Satuan Reskrim Polres Kutai Barat. Sehingga total 20 personil polisi melakukan operasi penangkapan.
“Kita sangat terbantu dengan adanya personil Polsek Teweh Timur dan Polres Kutai Barat, karena mereka jelas menguasai, mengenal, dan mengetahui medan. Kebetulan pula Kasat Reskrim Polres Kutai Barat Iptu Made, adik angkat saya di Akpol, sehingga koordinasi menjadi jauh lebih mudah,” jelas Kasat Reskrim Polres Barito Utara AKP Tommy Palayukan kepada Kalamanthana.id.
Kini tinggal melancarkan pukulan terakhir. Tim sengaja memilih waktu operasi antara pukul 01.00-04.00 WIB. Dalam rentang waktu tersebut, bagi kalangan militer dan kepolisian dianggap sebagai waktu di mana seseorang berada pada tingkat kesiapan dan kesiagaan terendah.
Benar adanya. Saat tim masuk menyergap, para tersangka sedang tidur pulas. “Baru kami tahu kemudian, ternyata pagi sampai sore hari, H dan R bekerja membuat rumah, karena rumah yang mereka tumpangi itu belum selesai. Tuan rumah mempersilakan mereka tinggal di situ sambil bekerja membereskan rumah tersebut. Kelihatan sekali mereka kecapaian,” kata Kanit Tipidum Mulianto.
Mulianto mengungkapkan pula, perjalanan tim pemburu sampai ke lokasi tersebut tidaklah mudah. Mereka harus tahan dan kuat mental melewati medan berat, sehingga sasaran tidak lolos dari sergapan. “Sudah hampir tiga malam anggota tidak tidur, karena harus terus berjaga sampai sasaran ditangkap,” pungkas pria yang telah beberapa kali berhasil menangkap tersangka kasus pembunuhan.(mel)
Discussion about this post