KALAMANTHANA, Palangka Raya – Di tengah teriakan petani yang ingin membuka lahan baru dan memindahkan ladang, sebuah klaim mengejutkan diucapkan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Tute Lelo. Dia bilang, tak ada lagi ladang berpindah di sana. Betulkah?
Jumlah petani ladang di Kalteng, sebut Tute di Palangka Raya, Minggu (14/8/2016), berkurang dan berpindah menjadi petani sawah karena semakin sedikitnya lahan yang dapat dimanfaatkan.
“Kalaupun ada petani ladang di provinsi ini, mayoritas berada di Kabupaten Lamandau dan sekitarnya. Itu pun bukan petani ladang berpindah. Jadi, sudah tidak ada lagi petani ladang berpindah,” tambahnya.
Mengenai banyaknya keluhan petani mengenai larangan membakar lahan, Tute mengaku sulit untuk menyikapinya. Dia hanya menyarankan agar mengikuti petunjuk Gubernur Kalteng yang melarang membakar di lahan gambut.
Dia mengatakan permasalahan selama ini, pembakaran lahan banyak terjadi di lahan gambut dan tanpa dijaga. Alhasil, kebakaran tersebut semakin besar dan menyebar serta berdampak pada terjadinya kabut asap.
“Khusus untuk peladang sekali dalam setahun, saya berharap lahan yang telah ditanami padi, dapat langsung ditanami palawija, jagung, sayur-sayuran dan sebagainya. Jangan dibiarkan agar tidak kembali ditumbuhi semak belukar,” ujar Tute.
Sebelumnya, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran meminta Bupati/Wali Kota dan unsur forum Koordinasi daerah menyikapi larangan membakar lahan dengan cerdik dan cerdas agar tidak merugikan petani.
Dia mengatakan apabila larangan membakar diterapkan kepada semua pihak, tentunya akan mengakibatkan petani tidak bisa melakukan aktivitasnya menanam padi dan sejenisnya.
“Sampai sekarang ini kan belum ada juga solusi dari pemerintah terkait larangan jangan membakar lahan. cerdik dan cerdas lah Bupati/Wali Kota. Terpenting, jangan membakar lahan di lahan gambut. Kalau itu tidak bisa,” ujar Sugianto. (ant/rio)
Discussion about this post